SUARABANTAS.COM, Denpasar – Gubernur Bali, Wayan Koster, memberikan dukungan penuh dan menyambut baik masuknya Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI) Provinsi Bali sebagai anggota resmi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Bali. Penerimaan ini menandai langkah signifikan dalam pengakuan dan pelestarian seni budaya Tionghoa, Barongsai, dalam kancah olahraga resmi di Pulau Dewata.
Audiensi penting ini berlangsung pada Minggu, 16 November 2025 (Redite, Paing Dunggulan) di Jayasabha, Denpasar. Sementara itu, Kejurnas Barongsai dijadwalkan akan berlangsung tak lama lagi, yakni pada tanggal 22 November 2025 di kawasan wisata Sanur, Kota Denpasar.
Dukungan tersebut diperkuat dengan kepercayaan yang diberikan kepada FOBI Bali untuk menjadi tuan rumah Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Barongsai Tahun 2025. Penyelenggaraan event berskala nasional ini secara tidak langsung menempatkan Barongsai—sebuah kesenian yang kental dengan akulturasi budaya di Indonesia—sejajar dengan cabang olahraga prestasi lainnya.
Kejelasan ini terungkap setelah Ketua Umum Pengurus Provinsi (Pengprov) FOBI Bali, Andra Jaya, bersama jajaran pengurusnya diterima audiensi oleh Gubernur Wayan Koster di Jayasabha, Denpasar. Dalam pertemuan tersebut, Andra Jaya secara resmi memohon kesediaan Gubernur untuk membuka gelaran Kejurnas Barongsai 2025.
Penyelenggaraan Kejurnas di Bali bukan hanya perihal kompetisi, melainkan sebuah peristiwa budaya yang kaya makna. Di tengah upaya Bali untuk terus memperkuat citranya sebagai pusat kebudayaan dunia, masuknya Barongsai ke dalam KONI Bali dan penetapannya sebagai tuan rumah Kejurnas adalah representasi nyata dari semangat toleransi, akulturasi, dan keberagaman etnis yang harmonis di Bali. Barongsai, yang sering tampil dalam perayaan besar dan tahun baru Imlek, kini diangkat derajatnya sebagai sebuah olahraga prestasi, membuktikan bahwa warisan budaya dapat menjadi bagian integral dari sistem keolahragaan nasional.
Kejurnas Barongsai 2025 ini dipastikan akan ramai, dengan partisipasi dari 18 Provinsi di seluruh Indonesia. Setiap provinsi direncanakan mengirimkan kontingen hingga 35 atlet terbaik mereka ke Pulau Dewata, menjadikan Sanur sebagai titik temu keahlian akrobatik dan semangat persatuan dari berbagai latar belakang budaya.
Dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Bali diharapkan dapat menjamin kelancaran acara dan memberikan dampak positif pada pengembangan olahraga Barongsai, sekaligus mengukuhkan posisi Bali sebagai rumah bagi keberagaman budaya yang hidup. (*)

