UY0EvzZgeEEo4KiQ1NIivy9VYY1PQHFF9n6p7Enr
Bookmark

Potensi Desa Bantas, The Dukuh Eco Life Bali Lestarikan Alam

SUARA BANTAS. Program ramah lingkungan atau  The Dukuh Eco Life yang digagas oleh I Wayan Suryadi lebih mengutamakan pada keseimbangan alam dan lingkungan. Mengenai luas area yang Ia gunakan untuk program Eco Life ini, dengan luas lahan sekitar  40 are bertempat di Desa Bantas, Br.Bunut Puhun Kecamatan Selemadeg Timur jalur lintasan Denpasar-Gilimanuk.

I Wayan Suryadi perintis The Dukuh Eco Life Bali 168 melestarikan alam dan mengembangkan pertanian
Rancangan bangunan yang ada di The Dukuh Eco Life Bali 168 didesain sederhana dibuat dari bahan ramah lingkungan serta mudah di daur ulang.


Bangunan ramah lingkungan didesain dari bahan sederhana
Selain itu pada kawasan ini  dilengkapi dengan tanaman dan  pohon yang rimbun seperti pohon kelapa serta tanaman pertanian yang berpotensi memiliki nilai ekonomis. 
Tempat yang sejuk dan asri, cocok untuk tempat ngobrol dan bersantai.

Selamat datang di The Dukuh Eco Life Bali 168
Selain itu ada beberapa ternak yang dipelihara seperti : ayam hutan, ayam boiler, dan budidaya madu kela-kela. Saat ini untuk menghemat pakan ternak ayam dan memberi nutrisi dengan biaya murah, Suryadi memanfaatkan buah kelapa yang difermentasi untuk pakan ternak ayam secara organik, dari proses fermentasi tersebut pakan memiliki zat probiotik dengan kandungan nutrisi tinggi, dikatakan walau hanya diberi makan sekali ayam boiler peliharaannya tetap bertelur dan sehat. Setelah diamati ayam yang menggunakan pakan organik kualitas daging dan telurnya jauh lebih bagus “ujarnya.
Ayam hutan / keker

Ternak ayam boiler dengan pakan organik berbahan kelapa difermentasi untuk mendapatkan zat probiotik dengan kandungan nutrisi tinggi, pakan berbiaya murah

Ia menambahkan trend kedepan bidang tourism, mereka ingin melihat Bali yang original seperti suasana alam pedesaan dengan pertaniannya selain budaya dan kearifan lokal setempat. Program desa wisata yang digagas pemerintah beberapa waktu lalu untuk menjaga eksistensi Bali baginya itu sudah bagus namun perlu dukungan semua pihak dan dirinya berharap dengan keberadaan The Dukuh Eco Life 168 bisa menjadi inspirasi bagi siapa saja, untuk kembali ke alam. Berpengalaman di bidang pariwisata, apa yang dibutuhkan wisatawan dirinya sudah memahami "papar Suryadi alumni DIII Politeknik Negeri Bali.


Memanfaatkan serabut kelapa untuk pot tanaman hias
Bila ingin melestarikan budaya Bali dan alamnya, Suryadi memaparkan masyarakat harus mengoptimalkan kembali bidang pertanian, diyakini bila pertanian hilang budaya Bali akan hilang.

Tujuan mulia merancang The Dukuh Eco Life Bali  yang dibangun secara swadaya sejak tahun 2017, Suryadi bermaksud ingin memberi kontribusi pada lingkungan sekitar dan sebagai wadah mendukung dunia pertanian.

Budidaya madu kela-kela
Pertanian itu sumber kehidupan, kita sudah merasakan semua bagaimana pengaruh COVID-19 terhadap perekonomian, selain terjadi permasalahan kesehatan, diharapkan kesediaan pangan juga mencukupi. Pangan itu ada dan secara fakta karena bersumber dari bidang pertanian. 

Minimal dengan memanfaatkan tegalan atau lahan yang kosong, bila kreatif bisa dimanfaatkan dengan menanam seperti cabe, tomat, sayuran, singkong, talas jelas bila hal ini diberdayakan, bisa menghemat pengeluaran.

Bahkan tanaman disekitar kita seperti pepaya, sirih, jambu, jahe sangat gampang didapatkan yang kaya dengan nutrisi dan zat antioksidan sangat baik untuk menjaga kesehatan. Setiap tamu yang berkunjung ke The Dukuh Eco Life Bali disuguhkan ramuan herbal tersebut.

Jalur jalan diarea The Dukuh Eco Life Bali, udaranya segar, lingkungan asri cocok untuk jalan santai maupun bersepeda

Rencana kedepan untuk mendukung Pariwisata Bali berbasis alam pedesaan akan lebih cenderung pada pelestarian alam dan pertanian, bekerjasama dengan masyarakat setempat. 

Diyakini ketika kita berbuat untuk alam, menyayangi ibu pertiwi, alam akan memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan manusia sesuai nilai-nilai luhur ajaran Tri Hita Karana "tutupnya. (Adi)