SUARABANTAS.COM, Tabanan – Sebagai respons terhadap dampak ekonomi akibat pandemi, Pemerintah Desa Bantas, melalui Program Padat Karya Tunai Desa (PKTD), menggelar kegiatan pembersihan lahan di Br. Dinas Bantas Bale Agung. Program ini dirancang untuk memberdayakan masyarakat dan meningkatkan perekonomian desa dengan memanfaatkan lahan kosong untuk budidaya tanaman pangan.
Kegiatan pembersihan lahan ini berlangsung pada Sabtu, 6 Maret 2021, di dua lokasi, yaitu di sisi timur gudang Paras Indah dan di timur Pura Puseh. Sebanyak 41 peserta berpartisipasi dalam program ini, yang merupakan bagian dari rencana kerja Desa Bantas untuk tahun anggaran Januari hingga Desember 2021. Dalam pelaksanaannya, seluruh peserta tetap mematuhi protokol kesehatan demi mencegah penyebaran virus.
Ketut Suastika, Kepala Urusan Kewilayahan Br. Dinas Bantas Bale Agung, menjelaskan bahwa PKTD ini secara khusus menyasar para korban PHK dan keluarga miskin. Tujuannya adalah untuk memberikan bantuan langsung yang berdampak pada peningkatan ekonomi mereka. “Program ini adalah inisiatif desa yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian dan memberdayakan masyarakat melalui budidaya tanaman pangan,” jelasnya.
Dari Lahan Kosong Menjadi Sumber Pangan dan Pendapatan
Setelah lahan berhasil dibersihkan, langkah selanjutnya adalah penanaman berbagai komoditas. Tanaman yang akan dibudidayakan antara lain ketela, cabai, dan terong. Komoditas ini dipilih karena memiliki nilai ekonomis tinggi dan relatif mudah untuk ditanam di wilayah tersebut.
Hasil panen dari budidaya ini nantinya akan dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Sistem pengelolaan ini dirancang untuk memastikan bahwa keuntungan yang diperoleh akan dikembalikan lagi kepada masyarakat. Dengan demikian, program ini tidak hanya memberikan pekerjaan sementara, tetapi juga menciptakan sumber pendapatan berkelanjutan yang dikelola secara kolektif.
Program Padat Karya Tunai Desa Bantas menjadi contoh nyata bagaimana sebuah desa dapat berinisiatif untuk mengatasi tantangan ekonomi secara mandiri. Melalui pemanfaatan sumber daya lokal dan pemberdayaan masyarakat, desa ini berhasil mengubah lahan kosong menjadi aset produktif yang memberikan manfaat langsung bagi warganya. Harapannya, program serupa dapat terus berlanjut dan menginspirasi desa-desa lain untuk melakukan hal yang sama. (Adi)

