![]() |
Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng, Gede Suyasa. |
SUARABANTAS, Buleleng, Bali – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng menunjukkan keseriusan dalam mengatasi permasalahan kemampuan literasi siswa di wilayahnya. Hal ini terungkap dalam Rapat Penyusunan Strategi Penyelesaian Masalah Kondisi Siswa yang digelar di Ruang Rapat Bupati Buleleng pada Selasa (29/4/2025).
Pertemuan penting ini dipimpin langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng, Gede Suyasa, yang didampingi oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Kadisdikpora) Buleleng, Putu Ariadi Pribadi. Turut hadir perwakilan dari berbagai instansi lintas sektor yang bersama-sama merumuskan langkah strategis untuk menangani isu siswa yang belum lancar membaca.
Dalam arahannya, Sekda Suyasa menegaskan bahwa permasalahan ini memerlukan penanganan yang komprehensif. Langkah awal yang ditekankan adalah pelaksanaan asesmen secara langsung kepada para siswa. Berdasarkan data awal, teridentifikasi sekitar 375 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Buleleng yang mengalami kendala dalam membaca. Angka ini setara dengan 0,01 persen dari total 34.000 siswa SMP di Buleleng. Lebih lanjut, pendataan juga menemukan adanya siswa kelas 4 hingga 6 di tingkat Sekolah Dasar (SD) yang belum menguasai kemampuan dasar membaca dan menulis.
“Permasalahan ini tidak hanya muncul di jenjang SMP, melainkan merupakan akumulasi dari proses belajar di tingkat dasar. Oleh karena itu, kami juga mengumpulkan data dari SD agar intervensi dapat dilakukan sejak dini,” jelas Sekda Suyasa, memberikan perspektif mendalam mengenai akar permasalahan yang dihadapi.
Sebagai respons cepat terhadap temuan ini, Pemkab Buleleng menggandeng Tim ahli dari Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja dan Unit Layanan Disabilitas (ULD) untuk merancang dan melaksanakan program pembelajaran khusus serta pendampingan intensif. Dukungan finansial penuh untuk program ini diberikan oleh Bank BPD Bali Cabang Singaraja, menunjukkan sinergi antara pemerintah daerah dan sektor perbankan dalam memajukan kualitas pendidikan.
Salah satu langkah konkret yang akan segera direalisasikan adalah pelaksanaan tes inteligensi (IQ) oleh psikolog dari Pradnyagama Pusat Denpasar yang akan bertempat di SMPN 1 Singaraja. Setelah pemetaan kondisi siswa secara menyeluruh di setiap satuan pendidikan, program pendampingan intensif selama enam bulan akan dijalankan dengan tujuan mempercepat peningkatan kemampuan literasi siswa.
Lebih dari sekadar fokus pada literasi, Pemkab Buleleng juga mengambil langkah proaktif dalam menangani potensi siswa putus sekolah (drop out/DO). Pemerintah daerah telah mengalokasikan anggaran tambahan lebih dari Rp6 miliar untuk pengadaan seragam sekolah gratis. Selain itu, inisiatif untuk menyediakan transportasi gratis bagi siswa yang menghadapi kendala jarak ke sekolah juga didorong melalui koordinasi dengan pihak kecamatan hingga desa.
Melalui serangkaian langkah terintegrasi ini, Pemkab Buleleng menunjukkan optimisme yang tinggi dalam meningkatkan kualitas pendidikan dasar dan menengah di wilayahnya. Pemerintah daerah berkeyakinan bahwa dengan intervensi yang tepat dan dukungan dari berbagai pihak, seluruh siswa di Buleleng akan memiliki fondasi literasi yang kokoh sebagai bekal penting untuk masa depan mereka. (SB)