UY0EvzZgeEEo4KiQ1NIivy9VYY1PQHFF9n6p7Enr
Bookmark

Anomali Iklim Ancam Kesejahteraan Nelayan Tradisional Bali, Banyak yang Beralih Profesi

SUARABANTAS.COM, Denpasar - Nelayan tradisional di Bali kini dihadapkan pada tantangan berat akibat perubahan iklim yang berdampak langsung pada kesejahteraan hidup mereka. Anomali cuaca yang semakin ekstrem dan tidak menentu memaksa banyak nelayan untuk beralih profesi demi menyambung hidup, lantaran hasil laut yang tak lagi menjanjikan.

Nelayan tradisional Bali menghadapi penurunan pendapatan dan kesejahteraan karena dampak perubahan iklim. Kondisi cuaca yang tidak bersahabat sering kali membuat mereka tidak bisa melaut, dan jika pun memaksakan diri, hasil tangkapan ikan sangat sedikit, tidak sebanding dengan biaya operasional. Akibatnya, banyak yang beralih profesi menjadi buruh bangunan, petani, atau membudidayakan ikan air tawar.

Dampak ini dirasakan oleh nelayan tradisional di seluruh Bali. I Ketut Arsana Yasa, Ketua Paguyuban Nelayan Tradisional Provinsi Bali, mengungkapkan persoalan ini kepada RRI di Denpasar pada Sabtu (24/5/2025). Arsana Yasa menekankan bahwa nelayan adalah pekerja rentan yang penghasilannya sangat bergantung pada kondisi cuaca. Permasalahan ini menyebar di seluruh wilayah pesisir Bali, tempat para nelayan tradisional menggantungkan hidupnya dari laut.

Dampak perubahan iklim ini sudah terasa sejak beberapa waktu terakhir, dan pernyataan terkait persoalan ini disampaikan pada Sabtu (24/5/2025). Arsana Yasa menjelaskan bahwa anomali iklim mengakibatkan nelayan lebih sering tidak melaut karena cuaca buruk. Ini berdampak pada penurunan pendapatan dan ketidakmampuan untuk menjamin kesejahteraan mereka. Selain itu, perubahan iklim juga memengaruhi pola migrasi ikan, sehingga hasil tangkapan semakin berkurang.

Untuk mengatasi krisis ini, Arsana Yasa menyerukan proteksi dari pemerintah bagi nelayan tradisional. Proteksi ini meliputi jaminan asuransi keselamatan kerja dan bantuan untuk pengembangan keterampilan alternatif, seperti budidaya ikan air tawar. "Nelayan kita itu sebaiknya mampu ikut budidaya ikan air tawar misalnya budidaya lele. Harus ada stimulus dari Pemerintah dulu memberdayakan nelayan dalam bidang budidaya ikan air tawar," pungkasnya, menggarisbawahi perlunya penyangga ekonomi lain saat nelayan tidak bisa melaut. (*)