![]() |
Pada hari Senin, 12 Mei 2025, Paus Leo XIV mengadakan audiensi dengan para perwakilan media di Aula Paulus VI, Vatikan |
SUARABANTAS.COM - Paus Leo XIV, pemimpin baru Gereja Katolik sedunia yang berasal dari Amerika Serikat, memberikan indikasi kuat akan menyampaikan pesan penting kepada Tanah Airnya terkait isu-isu sensitif, khususnya kebijakan imigrasi. Hal ini terungkap setelah seorang jurnalis dari NewsNation mengajukan pertanyaan langsung kepada Paus di Vatikan, Senin (14/5/2025). Paus Leo XIV memberikan sinyal bahwa ia akan menyampaikan pesan penting kepada Amerika Serikat, khususnya terkait kebijakan imigrasi.
Paus Leo XIV, melalui saudaranya, John Prevost, menyatakan ketidakpuasannya terhadap kondisi imigrasi di Amerika Serikat saat ini dan mengisyaratkan akan memberikan komentar terhadap kebijakan pemerintahan Presiden Donald Trump.
Saat berjalan melewati kerumunan pers di Vatikan, Paus Leo XIV menjawab pertanyaan seorang wartawan dari NewsNation dengan tawa dan anggukan, menyatakan, "Banyak. Semoga Tuhan memberkati kalian semua." Saudaranya, John Prevost, kemudian menambahkan bahwa Paus tidak akan tinggal diam dan akan menyuarakan pendapatnya, terutama terkait imigrasi.
Paus Leo XIV, yang lahir dengan nama Robert Prevost dan berusia 69 tahun, terpilih sebagai Paus pada 8 Mei 2025. Spekulasi mengenai hubungannya dengan Presiden Trump, yang sebelumnya dikritik oleh Paus Fransiskus atas sikap kerasnya terhadap imigrasi, semakin meningkat.
John Prevost, saudara Paus, menyatakan kepada The New York Times bahwa Paus tidak akan takut untuk mengungkapkan pendapatnya dan "tidak senang dengan apa yang terjadi dengan imigrasi" di AS saat ini. "Seberapa jauh ia akan melangkah, hanya tebakan kita, tetapi ia tidak akan hanya duduk diam. Saya tidak berpikir dia akan menjadi orang yang pendiam," katanya. Ia menambahkan bahwa Paus tidak akan "diam terlalu lama jika ia memiliki sesuatu untuk dikatakan."
Pesan samar ini menunjukkan bahwa Paus Leo XIV berencana untuk mengomentari berbagai kebijakan pemerintahan Presiden Donald Trump, khususnya terkait imigrasi. (*)