UY0EvzZgeEEo4KiQ1NIivy9VYY1PQHFF9n6p7Enr
Bookmark

Potensi Usaha Penetasan Telur Itik Made Sudirka Belajar Otodidak

SUARA BANTAS. Potensi usaha penetasan telur itik, Made Sudirka atau sering dipanggil Gurun Eka adalah seorang petani dan peternak berasal dari Desa Bantas, Br. Bantas Bale Agung, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan yang menekuni usaha penetasan telur itik. Bapak tiga anak ini menceritakan, mengawali usaha penetasan telur itik sejak tahun 2011 sampai sekarang.

Usaha Penetasan Telur Itik Made Sudirka
belajar secara otodidak
Menyadari sebagai petani kecil dengan kegiatan jual beli gabah,  diungkapkan bahwa usaha jual beli gabahnya kurang mendapat hasil. Sehingga membuat dirinya harus berpikir kreatif untuk mencari peluang lain dengan harapan agar bisa meningkatkan perekonomian keluarga

Berdasarkan pengalaman tersebut sebagai petani, akhirnya mencoba belajar secara otodidak mempelajari tata cara penetasan telur itik dan setelah sekian waktu ditekuni ternyata mampu membantu mencukupi kebutuhan dapur keluarga.

Pada tahun 2011 mencoba dengan modal awal 1 kotak atau 1 mesin penetasan dengan kapasitas 300 butir telur.  Diceritakan oleh Gurun Eka percobaan awal usaha penetasannya,  berhasil menetaskan telur itik sebanyak 195 ekor dan sekitar 105 butir telur yang gagal menetas.  Hal ini dianggapnya sudah lumayan berhasil karena 50% lebih bisa menetas.

Dengan keberhasilan percobaan awal yang bisa menetas hingga 50% lebih,  dirinya pun semakin bersemangat dan antusias untuk mengembangkan usaha penetasan telur itik.  

Sampai saat ini Gurun Eka sudah memiliki  belasan kotak penetasan dengan kapasitas sampai 600-1200 butir telur per 1 kotak penetasan.  
Dalam 1 bulan bisa menetaskan ribuan  telur itik dengan perhitungan keberhasilan penetasan hingga saat ini bisa mencapai 70%. Selama menekuni usaha penetasan telur itik,  dijelaskan memiliki potensi bagus dan peluang pasar yang masih terbuka.

1 mesin tetas bisa menampung hingga 1200 butir telur 
Secara teknis dalam proses menetaskan telur itik, disarankan untuk tidak mengisi semua mesin tetas, tetapi dilakukan secara bertahap.

Sementara mesin tetas yang tidak digunakan,  diistirahatkan dan disterilkan dengan menggunakan antiseptik untuk mematikan mikroorganisme.
Biasanya telur yang kotor diolah menjadi telur asin sedangkan untuk telur yang bersih dimasukan ke mesin tetas. 

Perlu juga diketahui ciri-ciri pada telur yang fertil atau subur terdapat tunas, terlihat urat darah seperti laba - laba. 
Sedangkan telur yang mati ada lingkaran dan urat darahnya putus– utus, hilang atau bahkan kosong.Telur yang hidup akan tampak berwarna gelap dan yang mati berwarna terang,” jelasnya. 

Ia menggambarkan keuntungan dari penetasan telur itik ini minimal setengahnya dari modal bila ditekuni dengan serius bisa membantu perekonomian keluarga "ujarnya.

Walau hanya berpendidikan Sekolah Dasar alias  tidak tamat, dirinya senang bisa berbagi pengalaman dengan siapa saja khususnya yang berhubungan dengan penetasan telur itik.
Dalam mengembangkan usahanya,  Made Sudirka juga memiliki binaan dan partner termasuk membantu memasarkan.
Untuk informasi kerjasama bisa menghubungi Hp. 0831-1733-2786 dan 0853-3380-3861. (Adi)