UY0EvzZgeEEo4KiQ1NIivy9VYY1PQHFF9n6p7Enr
Bookmark

Pandemi COVID-19 Hantam Ekonomi Bali, BPR Amerta Sari Fokus Restrukturisasi Kredit

Direktur BPR Amerta Sari Kerambitan, Putu Agus Hendra Nartha Senin, 14 September 2020.

SUARABANTAS.COM, Tabanan - Pandemi COVID-19 telah memaksa Bali menghadapi realitas baru di luar sektor pariwisata. Meski perekonomian Bali pernah pulih dari keterpurukan akibat Bom Bali dan erupsi Gunung Agung, krisis saat ini menunjukkan tantangan yang berbeda.

Data dari Bali Post pada Agustus 2020 menunjukkan bahwa ekonomi Bali telah memasuki jurang resesi. Pertumbuhan ekonomi Bali mencatat angka minus selama dua kuartal berturut-turut, yaitu minus 1,14% pada kuartal I 2020 dan anjlok hingga minus 10,96% pada kuartal II 2020 (y-o-y). Angka ini jauh lebih buruk dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang juga negatif, tetapi tidak sedalam yang dialami Bali.

Dampak resesi ini juga terasa di sektor perbankan, khususnya Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Direktur BPR Amerta Sari Kerambitan, Putu Agus Hendra Nartha, dalam wawancara dengan Suara Bantas pada Senin, 14 September 2020, menyampaikan bahwa kinerja bank mengalami ketidakseimbangan.

Meskipun penghimpunan dana dari masyarakat tumbuh 16% (y-o-y), penyaluran kredit justru turun drastis hingga -14%. Penurunan ini disebabkan oleh lesunya transaksi domestik dan keengganan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk berekspansi, yang membuat mereka memilih untuk "jalan di tempat" atau bertahan.

Untuk mengatasi tantangan ini, BPR Amerta Sari fokus pada restrukturisasi kredit. Langkah ini dinilai krusial untuk menyelamatkan aset produktif bank, menjaga arus kas tetap positif, dan memastikan likuiditas aman agar kewajiban kepada para deposan bisa terpenuhi.

Putu Agus Hendra Nartha menegaskan bahwa meskipun penyaluran kredit menurun, likuiditas BPR Amerta Sari masih sangat kuat dengan rasio CAR 42% dan rasio kas yang aman. Ia berharap kondisi perekonomian segera membaik dan mengucapkan Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan. (Adi