UY0EvzZgeEEo4KiQ1NIivy9VYY1PQHFF9n6p7Enr
Bookmark

Restrukturisasi Kredit Mengatasi Potensi Kredit Macet, Likuiditas Masih Aman. BPR Amerta Sari Kerambitan Mengucapkan Selamat Hari Raya Galungan & Kuningan

SUARA BANTAS.  Pengaruh pandemi Covid-19 ini harus dihadapi dengan menjalani tatanan kehidupan baru, ekonomi Bali yang baru tidak sepenuhnya bergantung pada industri pariwisata. Perekonomian Bali sendiri sebenarnya telah dua kali lolos dari lubang jarum keterpurukan ekonomi yang berkepanjangan. Tentu masih terekam dalam benak krama Bali, bagaimana peristiwa Bom Bali dan erupsi Gunung Agung yang telah melumpuhkan perekonomian Bali.

I Putu Agus Hendra Nartha Direktur BPR Amerta Sari
Begitu juga dampak wabah ini berpengaruh kepada kinerja lembaga keuangan seperti bank perkreditan rakyat. Putu Agus Hendra Nartha Direktur BPR Amerta Sari Kerambitan menyampaikan kepada Suara Bantas Senin, (14/9) perkembangan BPR Amerta Sari dalam situasi pendemi ini, justru dari sisi perhimpunan dana masyarakat bertumbuh 16% y o y (year on year) sementara penyaluran kredit bertumbuh -14% akibat dari menurunnya transaksi domestik, banyaknya UMKM yang tidak berencana untuk expansi usaha dalam artian jalan ditempat atau tetap bertahan.

Namun secara keamanan Likuiditas BPR Amerta Sari masih tergolong sangat kuat/aman, tercermin dari Rasio CAR : 42% dan Rasio Cash. Kendala yang paling nyata adalah potensi kredit macet akibat Pandemi Covid 19 yang memaksa untuk melakukan banyak restrukturisasi kredit sebagai upaya penyelamatan Aset Produktif Bank guna mejaga cash flow bank selalu positif serta menjaga likuiditas agar tetap bisa memenuhi kewajiban kepada seluruh deposan kami.

Menutup wawancara Putu Agus Hendra Nartha mewakil keluarga besar PT. BPR Amerta Sari Kerambitan mengucapkan selamat hari raya Galungan & Kuningan semoga situasi perekonomian cepat membaik, "pungkasnya.

Sementara berdasarkan sumber Bali Post.com (27/8) diberitakan data statistik menunjukkan bahwa Bali sudah bisa disebut mengalami resesi ekonomi, mengingat laju pertumbuhan ekonomi Bali berada pada angka minus/negatif dalam dua kuartal berturut-turut. 

Laju pertumbuhan ekonomi Bali dalam kuartal I 2020 berada pada angka minus 1,14% (yoy/year on year), dan minus 10,96 % (yoy) pada kuartal II 2020. Sedangkan secara quartal to quartal (q t q), berada di angka minus 7,67% (kuartal I 2020) dan minus 7,22 (kuartal II 2020).

Laju pertumbuhan ekonomi nasional secara y o y adalah positif 2,97% (I/2020) dan minus 5,32% (II/2020). Sedangkan secara q t q minus 2,41% (I/2020) dan minus 4,19% (II/2020). Kondisi ini menunjukkan bahwa ekonomi Bali sudah berada di angka merah dan harus ada upaya luar biasa (extra ordinary) agar ekonomi Bali kembali normal, lepas dari jurang resesi. (Adi)