UY0EvzZgeEEo4KiQ1NIivy9VYY1PQHFF9n6p7Enr
Bookmark

Acara Sosial Pertanian Sinergi Majelis Subak Kabupaten Tabanan Dengan P4S Sriwijaya Diskusi Dan Edukasi Asap Cair 1 Untuk Menangani Virus Covid-19 Bertempat Di Villa Krisna

SUARA BANTAS. Implementasi jnana yadnya dan berbagi informasi tentang sistem distilasi kepada masyarakat P4S Sriwijaya menyelenggarakan acara sosial edukasi dan diskusi sistem distilasi, manfaat asap cair untuk kesehatan serta mendukung sektor pertanian.  Menghadirkan narasumber dari Pusat Pelatihan Pertanian Swadaya Sriwijaya  : Ir. I Nyoman Wira Adnyana (Pertanian terintegrasi), Tami Suharto, S.T. (Sistem distiliasi asap cair 1, 2, 3). Moderator I Wayan Subadianta, S.Sos (Redaksi Suara Bantas). Bertempat di Vila Krisna Desa Lalanglinggah, Br. Pengasahan Selemadeg Barat Minggu, (14/2/2020) peserta yang hadir : Majelis Subak Kabupaten Tabanan dan  Wakil Ketua Majelis Desa Adat Kabupaten Tabanan I Wayan Sukadana, S.P.,M.Si, Balai Penyuluhan Pertanian Kec. Selbar  I Nengah Suarsa, Koramil 02/Selemadeg diwakil IB Kade Merta Wijaya, Polsek Selbar diwakil I Wayan Sudana, S.H, Majelis Subak Selbar Gusti Agung Putu Sutarja, Sekdes Desa Lalanglinggah I Wayan Adi Suryanta dan masyarakat kelompok tani setempat, turut hadir pula Ketua PTD. Bambu Kuning Cabang Tabanan Drs. I Nyoman Suardana jumlah peserta terbatas sekitar 20 orang dan tetap mengikuti protokol kesehatan.

Diskusi sistem distiliasi asap cair di Villa Krisna Desa Lalanglinggah, Br. Pengasahan, Kecamatan Selemadeg Barat Tabanan

Sesuai copy materi yang dibagikan Tami Suharto menguraikan manfaat Asap Cair 3 yang bermanfaat untuk dunia pertanian terutama untuk tanaman. 

Mengenai asap cair 3 dapat digunakan untuk mengendalikan hama ulat dan wereng. Ulat merupakan tahap larva dari serangga kupu-kupu dan ngengat (lepidoptera) dalam proses metamorfosis. Dalam tahap ini larva (ulat) menjadi musuh bagi petani karena aktivitas hidupnya yang banyak dihabiskan untuk merusak tanaman. Hama ulat, begitu kita menyebutnya adalah hama yang sering kita temukan pada tanaman dan merupakan hama yang jenisnya paling banyak diantara hama lainnya. 

Dalam dunia pertanian kita mengenal banyak sekali jenis hama ulat seperti ulat daun kubis, ulat buah, ulat penggerek polong pada tanaman kacang-kacangan, ulat bunga pada tanaman kacang panjang, ulat tanah, ulat batang padi, ulat grayak dan lain sebagainya. Keberadaannya yang dapat merusak tanaman, hama ulat sering dimusnahkan dengan berbagai cara dan yang paling umum adalah dengan penyemprotan pestisida kimia. Tidak bisa dipungkiri bahwa selama ini pestisida kimia dianggap sebagai solusi utama dalam mengendalikan hama ulat.

Asap Cair 3 untuk tanaman

Namun perlu disadari bahwa penggunaan pestisida kimia secara terus-menerus dalam jangka waktu yang dapat menimbulkan berbagai dampak negatif baik bagi diri sendiri maupun lingkungan. Dampak buruk penggunaan pestisida kimia antara lain dapat menimbulkan resistensi yaitu kekebalan hama terhadap pestisida dan resurgensi peningkatan populasi hama juga meningkatnya biaya produksi.

Mengingat pestisida kimia berdampak negatif dan sangat merugikan, perlu kita tingkatkan kesadaran untuk mengendalikan hama yang lebih ramah lingkungan dengan memanfaatkan bahan organik sebagai bio pestisida. Seperti bio pestisida yang diketahui efektif untuk mengendalikan hama ulat adalah asap cair 3.

Yang dimaksud asap cair adalah cairan yang dihasilkan dari sebuah proses pengembunan / kondensasi dari uap pembakaran secara langsung maupun tidak langsung dari bahan-bahan yang banyak mengandung Lignin, selulosa, hemiselulosa serta senyawa karbon lainnya. 

Bahan baku yang banyak digunakan antara lain berbagai macam jenis kayu, bongkol kelapa sawit, tempurung kelapa, sekam ampas, atau serbuk gergaji kayu. Dalam dunia pertanian bahan baku yang digunakan dalam pembuatan asap cair sebagai bio pestisida pengendali hama ulat adalah tempurung kelapa, sekam padi dan limbah kayu.

Asap cair yang dihasilkan dari kondensasi uap pembakaran tempurung kelapa, sekam padi dan limbah kayu
Kandungan asap cair sekam padi tersebut antara lain : fenol, asam karbonil, benze () pyrene sementara untuk kandungan asap cair tempurung kelapa dan limbah kayu : fenol, asam karbonil 

Proses pembuatan asap cair untuk bio pestisida alat dan bahan : tempurung kelapa, arang sekam dan limbah kayu, perolisis, wadah penampung asap cair, air. Caranya : tempurung kelapa, sekam maupun limbah kayu dalam keadaan bersih dan kering, diupayakan dalam ukuran yang lebih kecil, nyalakan api didalam pirolisis sampai membara, masukkan media secara bertahap sampai terjadi pembakaran, masukkan air pada pendingin kondensator, pasang penampung asap cair pada ujung pipa pengeluaran asap cair, proses pembuatan asap cair berakhir bila cairan tidak menetes lagi 

Dosis dan cara aplikasi asap cair untuk mengendalikan hama : sebelum dipergunakan asap cair yang dihasilkan diendapkan dahulu selama 6-10 hari, asap cair disaring menggunakan kain, dosis : 7-100 ml liter air dengan volume semprot 400 liter per hektar, interval penyemprotan 2-4 hari sekali atau sesuaikan dengan tingkat gangguan hama, penyemprotan dilakukan pagi atau sore hari.

Gusti Agung Putu Sutarja dari Majelis Subak Kecamatan Selemadeg Barat  menyampaikan keluhannya mengenai pertanian kering diwilayah Subak Abian gagal panen pertama disebabkan karena busuk buah, buah tidak sempurna seperti tanaman kopi, kakau, manggis, duren. Kedua karena busuk batang seperti tanaman pisang dan vanili dikatakan budidaya ini menjadi andalan pokok kehidupan sehari-hari masyarakat. Tami Suharto kemudian memberikan analisis terhadap kendala yang disampaikan oleh Majelis Subak Selbar yang perlu diperhatikan adalah tingkat PH tanah, varietas dan menjelaskan cara menggunakan Asap Cair 3 serta bagaimana cara menangani penyebab buah dan batang busuk. Setelah mendapat penjelasan dari Tami Suharto cara mengatasi kendala buah busuk, batang busuk Gusti Agung Putu Sutarja akan mencoba memanfaatkan Asap Cair 3 sesuai petunjuk yang diberikan team P4S Sriwijaya dan bila berhasil akan berkomitmen diwilayah Subak Abian kedepannya menggunakan Asap Cair 3. 

Selain itu I Nengah Suarsa dari Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Selemadeg Barat yang turut terlibat dalam program gerbang pangan serasi pertanian organik bertanya kepada narasumber bagaimana cara mengatasi hama untuk tanaman pada subak basah seperti tanaman padi dengan memanfaatkan Asap Cair 3. Secara detail Tami Suharto dan Ketua P4S Sriwijaya Ir. Nyoman Wira Adnyana menjelaskan penanganan hama padi tersebut dengan menggunakan Asap Cair 3 yang bisa digunakan sebagai pestisida organik dan dibeberapa tempat diwilayah Tabanan sudah dicoba dan hasilnya sangat bagus efektif menangkal hama. Asap Cair 3 termasuk pestisida alami yang tentunya cocok untuk mendukung pertanian organik. Tips dan tata cara menggunakan Asap Cair 3 sebagai pestisida alami dan cara pemakaian dijelaskan dengan gamblang oleh narasumber. 

Sementara untuk Asap Cair 1
dapat dimanfaatkan  membantu memulihkan kesehatan manusia dan dikatakan sekitar 70 orang yang terpapar virus Covid-19 setelah diberi asap cair kondisi mereka yang terpapar covid-19 ini dalam waktu singkat kondisi kesehatannya membaik, bahkan lebih 500 botol asap cair  grade 1 telah didistribusikan dan dicoba kepada mereka yang mengalami gangguan kesehatan sampai saat ini  belum ada keluhan setelah minum asap cair grade 1 rata-rata mereka merasa lebih baik. Apalagi yang mengalami penderita diabetes Asap Cair 1 bisa mengatasi penyakit ini.

Tami Suharto, S.T. selaku team ahli pertanian P4S Sriwijaya menjelaskan
asap cair mampu menyembuhkan berbagai penyakit dengan cara : campurkan tiga tetes asap cair ke segelas air hangat kuku, untuk rasa bisa ditambah dengan gula, lebih baik lagi bila dicampur dengan madu, gula batu atau gula aren. Diminum pagi hari langsung setelah bangun tidur, dan saat mau tidur. Bagus untuk jaga stamina, masuk angin, maag, kontrol gula darah, jantung dan sulit tidur. Selain itu manfaat asap cair grade 1 bisa membantu mengatasi sakit kulit, panu, bisul, eksim, luka baru, sakit otot dan tulang, ketombe, keputihan, ambeien atau wasir, corona, sariawan dan sakit gigi, bisa juga dipakai untuk handsanitizer.

Asap Cair 1 bisa untuk tingkatkan imun dan mengatasi virus Covid-19

Tami Suharto, S.T. memaparkan teknologi distilasi adalah suatu sistem pemisahan atau pemurnian dengan memanfaatkan perbedaan temperatur titik didih, jadi P4S Sriwijaya mengembangkan produk distilasi dan bahan baku limbah pasca produksi VCO yaitu tempurung kelapa diproses dengan alat yang bernama pirolisis kemudian diembunkan atau dikondensasikan dengan pendinginan temperatur air normal sehingga keluar titik - titik air dari proses pengembunan asap tersebut.

Peserta menyimak penjelasan manfaat Asap Cair 1 untuk manusia dan Asap Cair 3 untuk tanaman

Tami Suharto menambahkan  hasil yang didapat adalah asap cair 3 (tiga) yang pertama, mengandung fenol dan sarin cukup tinggi, tentunya hal ini sangat bermanfaat untuk dunia pertanian sebagai pupuk dan pengendali hama. Selanjutnya masuk ke proses distilasi akan menghasilkan grade 2 (dua) berguna untuk pengawet bahan makanan yang bisa disimpan tanpa freezer. Dari grade 2 (dua) dilakukan distilasi sampai menemukan pemurnian yang mendekati fisiknya seperti air putih, tergantung sistem distilasinya dilakukan sampai 5 kali. 

Distilasi premium atau asap cair grade 1 (satu) banyak manfaatnya selain untuk mengatasi penyakit bisa juga sebagai pengawet alami. Kondisi kesehatan dipengaruhi asam dan basa dalam tubuh, asap cair grade 1 mampu mendetok toksin/racun dalam tubuh dan membuat tidur nyenyak, saat ini belum bisa memenuhi permintaan produksi asap cair karena terkendala bahan baku, "terang Tami Suharto.

Untuk mendapatkan asap cair kualitas premium, "Tami Suharto menjelaskan pada tahap awal sampai melakukan uji coba 20 kali percobaan. Upaya dan semangat ini dilakukan sebagai bentuk empati dengan kondisi masyarakat yang saat ini sangat rentan kena covid-19 dalam artian bisa berkontribusi untuk masyarakat dengan menciptakan sesuatu yang bermanfaat. Tami Suharto menambahkan produksi asap cair produksi P4S Sriwijaya sudah mendapat apresiasi dari dinas terkait saat ini kami sedang proses hak paten dan pengajuan BPOM pungkasnya.

Asap cair grade 1 produksi P4S Sriwijaya efektif untuk mengatasi virus corona dan ini pernah diuji coba oleh salah satu petugas medis Putu Sudarmika bertugas di Rumah Sakit Klungkung dan diberikan kepada yang terpapar covid-19 hasilnya sungguh luar biasa dikatakan kondisi mereka cepat pulih setelah minum asap cair grade 1 produksi P4S Sriwijaya.

Setelah mendengar testimoni Bapak Putu Sudarmika petugas kesehatan yang menangani pasien Covid-19. Polsek Selemadeg Barat yang diwakili oleh I Wayan Sudana, S.H. nantinya berharap bisa berkunjung bersama jajarannya ke P4S Sriwijaya di Desa Gadungan Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan berkenaan tata cara pemakaian dan pemanfaatan Asap Cair 1 sebagai upaya preventif agar terhindar dari paparan virus Covid-19 karena aktivitas sehari-hari bersentuhan langsung dengan masyarakat demikian juga Koramil 02 Selemadeg yang diwakili IB Kade Merta Wijaya ada edukasi kembali pemanfaatan Asap Cair 1 untuk personil TNI khususnya yang bertugas di Koramil 02 Selemadeg, "ujarnya.

Peserta terbatas dan tetap mengikuti protokol kesehatan

Sebagai penutup I Wayan Sukadana, S.P.,M.Si selalu Ketua Majelis Subak Kabupaten Tabanan dan Wakil Majelis Desa Adat Kabupaten Tabanan menyampaikan bahwa yang menjadi fokus pemerintah saat ini adalah penanganan Covid-19. Dalam aktivitasnya baik itu di Subak maupun Adat tentu rentan terpapar virus covid-19 karena bertemu dan berhadapan langsung dengan masyarakat dalam hal ini nantinya diharapkan bisa bersinergi dengan P4S Sriwijaya roadshow edukasi Asap Cair 1 diseluruh kecamatan di kabupaten Tabanan edukasi manfaat Asap Cair 1 yang bisa digunakan untuk meningkatkan imun tubuh termasuk sebagai langkah nyata untuk membantu mengatasi Covid-19 sesuai manfaat Asap Cair 1 tersebut. (Adi)