UY0EvzZgeEEo4KiQ1NIivy9VYY1PQHFF9n6p7Enr
Bookmark

Produksi VCO UD. Giri Sari Bantas Tembus Pasar Luar Negeri

SUARA BANTAS. Pengembangan usaha kreatif UD. Giri Sari sejak tahun 2007 telah menyerap tenaga kerja masyarakat  Desa Bantas,  bidang usaha yang dilakukan adalah pengiriman kelapa super dikirim ke Surabaya. Saat ini UD. Giri Sari menyerap tenaga kerja sekitar 17 orang untuk pengupas kelapa, 4 orang tenaga serabutan dan 4 orang tenaga khusus produksi minyak VCO, "terang Ni Wayan Suliani selaku pemilik UD. Giri Sari Minggu, (21/02) di Banjar Bantas Bale Agung, Desa Bantas, Seltim, Tabanan.

Ni Wayan Suliani pemilik UD. Giri Sari usaha bidang pengiriman kelapa dan pembuatan VCO

Kendala yang dialami sebagai pengusaha kopra adalah cuaca hujan dalam hal ini UD. Giri Sari telah mempersiapkan alat pengovenan, karena biasanya dimusim hujan tidak bisa jemur kopra. Untuk kedepan dan harapan dari Ibu Wayan Suliani ada organisasi persatuan pengepul kelapa yang dikirim ke luar Bali dengan maksud dan tujuan tidak ada persaingan harga dan cepat mendapatkan akses informasi mengenai perkembangan harga kelapa diluar Bali dan tentunya hal ini dinas terkait bisa mengayomi keberadaan pengusaha kelapa agar harga kelapa tetap stabil.

Disisi lain dari pengiriman 5000 butir kelapa dikatakan sekitar 200 kelapa bertunas (pujer) kelapa yang bertunas ini tidak bisa dikirim karena tidak memenuhi standar. Beragam upaya yang dilakukan oleh  Ibu Wayan Suliani bersama putri ke-3 Ni Komang Desi Purnama Sari agar kelapa yang bertunas ini bisa bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis. 

Ruang proses produksi minyak
VCO UD. Giri Sari

Pada suatu kesempatan UD. Giri Sari mendapatkan informasi untuk ikut pelatihan tentang minyak VCO dari Ketua Bumdes Selemadeg dijelaskan bahwa salah satu kualitas VCO yang terbaik itu dari kelapa yang bertunas. Setelah mengikuti pelatihan dan memahami proses pembuatan VCO, disatu sisi UD. Giri Sari sebenarnya sudah memiliki pasar tersendiri.

Hal ini berawal dari pengalaman putrinya Ibu Wayan Suliani putrinya yang nomer 2 dan bekerja sebagai profesional di dunia pariwisata jabatan Hotel Manager di Hotel Tropical Bali Sanur dan Villa Little Coco di Gili Trawangan Lombok yang bernama Kadek Umaya Yogiani.

Diceritakan awal masuk VCO produksi UD. Giri Sari  ke luar negeri dikatakan oleh Kadek Umaya Yogiani ketika tamu sedang berjemur biasanya butuh sunblock, pelurus rambut dan  pembelian produk termasuk treatment / perawatan setelah dari aktivitas berjemur tersebut membutuhkan biaya sekitar Rp. 500 ribu. 

Mahalnya biaya perawatan tersebut Kadek Umaya Yogiani kemudian memberikan solusi kepada tamu-tamunya yang berada di Villa Little Coco untuk mencoba menggunakan minyak VCO produksi UD. Giri Sari produksi keluarganya yang berbahan alami tanpa zat kimia yang bisa dimanfaatkan untuk wajah, rambut, tubuh dan juga bisa diminum.  Dibandingkan dengan perawatan yang mahal setelah mendapatkan penjelasan tamu-tamu tersebut kemudian lebih memilih minyak VCO karena lebih alami dan harga lebih murah. Per botol 30 ml minyak VCO produksi UD. Giri Sari dijual dengan harga Rp. 35 ribu rupiah.

Karena mendapat respon positif dari wisatawan. Upaya ini pun kemudian di komunikasikan oleh Kadek Umaya Yogiani kepada Bosnya yang asal Prancis. Minyak VCO produksi UD.Giri Sari diberikan sebagai suvenir, khususnya kepada tamu-tamu yang chek out di Hotel Tropical Bali. Bosnya yang bernama Mrs. Audrey asal Prancis kemudian meminta order minyak VCO produksi UD. Giri Sari untuk di kirim ke negaranya untuk kebutuhan perawatan kesehatan dan kecantikan.

Kendala yang dihadapi oleh UD. Giri Sari dalam proses pengiriman minyak VCO ke Eropa saat ini semakin sulit dibandingkan sebelumnya. Beberapa poin yang harus dipenuhi untuk bisa mengirim produksi VCO UD. Giri Sari keluar negeri diantaranya : ada surat ijin BPOM, ijin ekspor, surat tidak ada unsur kimia dan dikirim dalam bentuk beku demikian, "ungkap Kadek Umaya Yogiani.

Dengan adanya aturan seperti itu menjadi kendala dalam pemasaran minyak VCO tersebut. Apalagi dampak pandemi Covid-19 sejak Juli 2020 produksi rata-rata hanya 100 liter perminggu. Sebelum pandemi bisa mengirim rata-rata 250 liter per Minggu UD. Giri Sari berharap ada solusi, kebijakan dan kemudahan dalam proses pengiriman keluar negeri untuk menumbuhkan perekonomian masyarakat, "pungkasnya. (Adi / Sadia)