SUARABANTAS.COM, Tabanan – Yayasan Lestari Budaya Tani (Bali Eling), didukung oleh PTD. Bambu Kuning Cabang Tabanan, Suara Bantas, dan Sanggar Seni Jegeg Bagus Desa Mambang, menyelenggarakan pelatihan pembuatan minuman wine pisang di Desa Bantas, Selemadeg Timur. Pelatihan ini diikuti oleh sekitar 15 orang peserta.
Pelatihan ini berangkat dari keprihatinan akan banyaknya pisang yang terbuang setelah upacara Yadnya.
Mengingat kandungan gizi dan vitamin pada pisang, yayasan berinisiatif mengolahnya menjadi produk kreatif yang bernilai ekonomi, yaitu wine pisang berkualitas tinggi. Kegiatan ini berlangsung pada Minggu, 23 Mei 2021, pukul 09.00-13.00 WITA, bertempat di Bali Eling, Desa Bantas, Br. Bunut Puhun, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan.
Pelatihan ini tidak hanya bertujuan memberdayakan masyarakat melalui produk olahan, tetapi juga sebagai wujud kepedulian sosial yang menginspirasi semangat untuk melestarikan alam dan mendukung dunia pertanian.
Berikut adalah resep dan langkah-langkah sederhana pembuatan wine pisang yang diajarkan dalam pelatihan tersebut:
Bahan-bahan:
* 1 kg pisang matang
* 1 sachet (11 gram) ragi kue
* 5 liter air bersih
* 1 kg gula pasir atau gula aren
Langkah-langkah Pembuatan:
* Bersihkan pisang dengan air mengalir.
* Potong pisang kecil-kecil bersama kulitnya.
* Ulek atau bejek pisang hingga merata.
* Masukkan pisang yang sudah dihaluskan ke dalam panci bersih, tambahkan 5 liter air, lalu panaskan hingga suhu 70°C sambil terus diaduk untuk membunuh bakteri.
* Setelah mencapai suhu 70°C, masukkan 1 kg gula, aduk hingga larut, lalu dinginkan.
* Setelah dingin, tambahkan ragi kue.
Penting untuk tidak membuka wadah selama proses fermentasi agar tidak terpapar bakteri dan kualitas minuman terjaga. Ragi akan mengubah gula menjadi alkohol, dan proses ini dapat diamati dari munculnya gelembung udara dan bau tape, terutama setelah hari keempat.
* Pada hari kelima, saring campuran menggunakan kain kasa dan masukkan ke dalam galon yang tertutup rapat, dilengkapi keran plastik. Keran ini berfungsi untuk menghindari udara masuk saat mencicipi, sehingga proses fermentasi tidak terganggu.
* Biarkan fermentasi berlanjut selama minimal 28 hari.
Menurut I Wayan Suryadi, pemilik Yayasan Lestari Budaya Tani, "semakin lama disimpan, kualitas dan rasa wine pisang akan semakin enak. Peserta pelatihan diberikan kesempatan untuk mencoba hasilnya dan mereka mengakui rasanya enak dan mantap. Wayan Suryadi menekankan bahwa metode ini sangat mudah dipahami dan bisa dikembangkan lebih lanjut dengan menambahkan bahan lain seperti madu atau gula aren untuk variasi rasa. (Adi)