SUARABANTAS.COM, Buleleng – Sebuah perjalanan spiritual yang bertujuan untuk memperkuat ikatan batin dan melestarikan ajaran leluhur baru saja dilaksanakan oleh semeton Perguruan Tenaga Dalam (PTD) Bambu Kuning Desa Gadungan. Kegiatan yang berlangsung pada Rabu, 26 Mei 2021, ini diikuti oleh sekitar 20 orang peserta dan berpusat di Buleleng, Bali. Perjalanan ini menjadi bukti komitmen anggota dalam menjaga tradisi, sekaligus memperkuat fondasi keorganisasian mereka.
Kegiatan diawali dengan ritual Melukat di Telaga Gaib, yang dilanjutkan dengan persembahyangan di Pura Sakti Br. Kalanganyar, Desa Banjar Asem, Kecamatan Seririt. Menurut Made Leona, Koordinator Bambu Kuning Desa Gadungan, tujuan utama dari ritual ini adalah untuk memohon penyucian dan restu.
"Kami mohon penyucian dan restu untuk segala aktivitas yang kami lakukan, khususnya sebagai anggota Bambu Kuning, agar rahayu, baik secara sekala maupun niskala," ujar Made Leona.
Setelah persembahyangan, para peserta melanjutkan perjalanan menuju BK Pusat di Singaraja untuk mengikuti acara pemasupatian. Di sana, mereka bergabung dengan anggota lainnya dalam sebuah upacara yang sakral. Made Leona juga menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi momen penting bagi beberapa anggota untuk naik tingkat, serta untuk memperoleh tirta pasupati sebagai simbol pengukuhan spiritual.
Selain itu, rombongan dari Desa Gadungan juga berkesempatan untuk berdoa dan memohon restu serta bimbingan di Kamar Suci Pinisepuh PTD Bambu Kuning (alm). Momen ini disaksikan langsung oleh Ibu Pinisepuh dan I Made Waringin Agung selaku Ketua Umum Bambu Kuning Pusat.
Dalam upaya memantapkan struktur organisasi, I Wayan Subadianta, Sekretaris PTD Bambu Kuning Cabang Tabanan, membantu mengkomunikasikan kebutuhan legal formal. Ia menyerahkan fotokopi AD/ART organisasi, yang berfungsi sebagai landasan hukum dalam mengembangkan ajaran jnana (ilmu wahyu) asli Bali di Desa Gadungan.
Ibu Pinisepuh, dalam pesannya, menekankan bahwa keberadaan Bambu Kuning adalah untuk meningkatkan rasa bhakti kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa. "Tujuan utama kami adalah mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Agung dan Gaib," jelasnya.
Made Leona menambahkan bahwa mengaktifkan kembali kegiatan Bambu Kuning di Desa Gadungan memiliki dua tujuan utama: menjaga kesehatan fisik dan rohani, serta melestarikan ajaran leluhur. “Sebagai manusia biasa yang tidak lepas dari kesempurnaan, kami berharap nanti ada agenda positif lainnya seperti persembahyangan ke pura-pura secara rutin,” ujarnya.
Untuk memastikan pemahaman dan praktik yang sesuai dengan pakem ilmu Bambu Kuning, Made Leona menegaskan pentingnya koordinasi dengan PTD Bambu Kuning Cabang Tabanan. Rencananya, mereka akan mengundang Pembina BK Pusat secara berkala ke Desa Gadungan, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan.
Langkah ini diharapkan dapat memotivasi anggota baru dan memastikan bahwa setiap gerakan dan pemahaman yang diajarkan selaras dengan ajaran asli perguruan.
Latihan rutin PTD Bambu Kuning di Desa Gadungan diadakan setiap hari Sabtu pukul 19.00 WITA.
Kegiatan ini menekankan pada gerak fisik dan olah pernapasan untuk mencapai kesehatan jasmani dan rohani. "Kami sampaikan kepada masyarakat sekitar bahwa kegiatan ini utamanya untuk kesehatan," pungkas Made Leona, yang telah bergabung dengan PTD Bambu Kuning sejak tahun 1997.
Nama dan simbol Bambu Kuning memiliki filosofi yang mendalam. Simbol ini terdiri dari lingkaran CAKRA berdaun delapan, yang melambangkan alam Akasa (alam atas) sebagai unsur positif, dan seekor NAGA di dalamnya, yang melambangkan Pertiwi (dunia gaib bawah tanah) sebagai unsur negatif. Pertemuan kedua unsur ini melahirkan energi maha dahsyat.
Secara ringkas, PTD Bambu Kuning memiliki lima tujuan utama:
(1) Mendekatkan diri kepada Tuhan,
(2) Memperoleh perlindungan lahir dan batin,
(3) Meningkatkan kesehatan dan kesempurnaan,
(4) Mencari sahabat sebanyak-banyaknya, dan
(5) Melatih sifat tolong-menolong dan olas asih.
Pengetahuan Bambu Kuning diturunkan sebagai jawaban terhadap kehidupan modern. Ilmu ini menjadi sarana yang cepat dan singkat bagi seseorang untuk mengenal alam gaib, khususnya bagi mereka yang cenderung berpikir rasional. (Adi)