UY0EvzZgeEEo4KiQ1NIivy9VYY1PQHFF9n6p7Enr
Bookmark

Dialog Budaya Sanggar Seni Jegeg Bagus Bersama Praktisi Bambu Kuning Tema Penyucian Pekarangan Dengan Sarana Sederhana

SUARA BANTAS. Dialog budaya bertempat di Sanggar Seni Jegeg Bagus area Taman Baca Rekreasi dan Kreatifitas Kamis, (10/6/2021) Desa Mambang, Br. Dukuh Pulu Kaja, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan. Sanggar Seni Jegeg Bagus yang diasuh oleh I Wayan Budi Susila, S.Ag bersama relawan bahwa kegiatan sanggar tidak ada tujuan komersial, namun keikhlasan memberikan pelayanan pendidikan kepada anak-anak secara sosial terutama bidang pelestarian budaya dalam upaya memperkuat pendidikan budi pekerti.

Sementara tujuan dialog budaya ini untuk melestarikan budaya Bali. Dengan menghadirkan narasumber Jero I Wayan Lasi selaku praktisi spiritual dan pembina senior Perguruan Tenaga Dalam Bambu Kuning Cabang Tabanan, tentu arah dari dialog budaya ini adalah untuk membangun karakter intelektual generasi muda dengan nilai-nilai spiritual diharapkan agar nantinya mereka kelak menjadi pribadi yang jujur dan berbudi pekerti luhur serta menjadi anak suputra. Selalu eling dengan leluhur serta menjaga tradisi budaya Bali yang berlandaskan Tri Hita Karana. Kita sebagai manusia tentu memiliki keterbatasan, disinilah pentingnya kita selalu eling pada leluhur dan selalu bhakti kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa, "papar Jero I Wayan Lasi.


Adapun sarana upakara yang diperlukan :

(1). Untuk di merajan Daksina Pejati (posisi ditengah pada rong telu, kanan kiri diisi canang sari)  dilengkapi bungkak nyuh gading berisi bunga lima warna, ambengan /daun ilalang 11 katih nantinya sebagai Tirta Pebersihan / Penglukatan untuk pekarangan dan kemanusan mohon pada Siwa Guru dan Leluhur agar diberikan jalan dan restu. Suguhkan segehen putih kuning
(2). Mepiuning juga di Tugu/Penunggun Karang bisa dengan canang sari saja beserta segehannya.
(3). Sanggah cukcuk beserta Daksina Pejati nunas tirta mohon penyaksi ngayat Sanghyang Surya Raditya agar yadnya Pembersihan Pekarangan mendapat sinar dan restu dari beliau
(4). Daksina Pejati, segehan barak, sekar barak mohon tirta pengesengan ngayat Dewa Brahma agar beliau berkenan mengeseng segala energi negatif  yang berada diareal pekarangan.
(5). Tirta Segara mohon kepada Sanghyang Baruna agar melebur dan menghanyutkan segala energi negatif setelah digeseng.
(6). Percikan tirta bungkak nyuh gading yang mohon di Merajan tadi untuk penglukatan / pebersihan kemanusan dan pekarangan.
(7). Kemudian muncuk don biu kayu/ don tlujungan diatasnya buat segehen naga, kasi abu awon diatas segehen naga, persembahkan kepada Hyang Pertiwi tepuk tanah 3x ayat Hyang Anantaboga agar beliau berkenan menetralkan segala energi negatif yang masuk di area pekarangan, suguhkan juga segehan manca warna limang tanding untuk panca maha bhuta. 
Mohon perlindungan atau nyengker gaib, ngayat Pertiwi dan Hyang Anantaboga.. permohonan nyengker gaib disesuaikan. Umpama (contoh) bila si Anu berbuat tidak baik mohon kembalikan kepada yang bersangkutan.


Disisi lain kedepannya organisasi PTD. Bambu Kuning Cabang Tabanan berusaha berperan dalam upaya pelestarian budaya Bali. Tentu hal ini sejalan dengan legalitas PTD. Bambu Kuning yang berada dalam naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bali. Turut hadir pada kesempatan tersebut Ketua PTD. Bambu Kuning Cabang Tabanan Drs. I Nyoman Suardana bahwa Bambu Kuning merupakan Ilmu Wahyu Asli Asal Bali yang diturunkan oleh leluhur kita di Bali, sudah sepatutnya dilestarikan, "ujarnya. (Adi)