UY0EvzZgeEEo4KiQ1NIivy9VYY1PQHFF9n6p7Enr
Bookmark

Menekuni Ilmu Bambu Kuning: Jalan Kembali pada Jati Diri dan Ajaran Tri Hita Karana

Jro I Wayan Lasi menjelaskan tentang ilmu Bambu Kuning Sabtu, (4/9) di Selemadeg. 

SUARABANTAS.COM, Tabanan Menurut Jro I Wayan Lasi, ajaran ilmu Bambu Kuning bertujuan untuk mengembalikan manusia kepada jati dirinya, yaitu eling (ingat) dengan leluhur, berbakti kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa, dan selalu berbuat baik. Ajaran ini sangat selaras dengan konsep Tri Hita Karana yang menekankan keharmonisan antara Parahyangan (Tuhan), Pawongan (manusia), dan Palemahan (lingkungan).

Dalam ajaran ini, Jro Lasi menjelaskan bahwa di dalam setiap manusia terdapat Atman, percikan kecil dari Paramatma atau Ida Sanghyang Widhi Wasa. Meskipun Atman adalah bagian dari Brahman, Atman dalam diri manusia terpengaruh oleh Triguna (Satwam, Rajas, Tamas) dan terikat oleh hukum karma. Oleh karena itu, manusia memiliki keterbatasan dan tidak luput dari hukum alam seperti suka, duka, lara, dan pati,"ujarnya pada Sabtu, 4 September 2021 di Selemadeg. 

Sebagai penekun spiritual, Jro Lasi berpesan agar tidak pernah merasa hebat atau "bertepuk dada," karena semua kekuatan hidup (bayu, sabda, idep) bersumber dari Brahman. Kejujuran dan pengakuan akan kuasa Tuhan adalah hal utama dalam menjalani spiritualitas. Ia mengajak setiap orang untuk selalu memohon tuntunan agar hidup berjalan di jalan yang benar dan harmonis.

Jro Lasi mendapat mandat langsung dari almarhum Drs. I Nyoman Serengen, Pinisepuh PTD. Bambu Kuning, untuk membina dan mengembangkan ilmu ini di wilayah Selemadeg. Mandat ini ia jalankan dengan penuh dedikasi, bahkan pernah menyelenggarakan kegiatan pasupati (penerimaan anggota) di desa tersebut.

Menurut Jro Lasi, ilmu Bambu Kuning adalah wahyu asli Bali yang sangat relevan untuk memperkuat agama, adat, dan budaya. Ajarannya dari tingkat dasar hingga yang lebih tinggi selalu menekankan penegakan dharma (kebenaran), welas asih (kasih sayang), saling tolong-menolong, dan memperbanyak persahabatan. Tujuannya adalah agar setiap orang menjadi manusia Indonesia seutuhnya, bahagia lahir dan batin, serta berguna bagi masyarakat.

Selain berprofesi sebagai petani, Jro Lasi juga dikenal sebagai pelestari budaya. Ia pernah meraih Juara I Utsawa Dharma Gita di tingkat Kabupaten Tabanan dan menjadi pembina Gita Shanti di Desa Selemadeg. Ia telah mengenal ajaran Bambu Kuning sejak tahun 1992 dan menjadi angkatan kelima di Kabupaten Tabanan. Ia sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Pinisepuh BK yang telah memberikannya ajaran yang menjadi pedoman hidup sehari-hari. (Adi