UY0EvzZgeEEo4KiQ1NIivy9VYY1PQHFF9n6p7Enr
Bookmark

Pasupati Perdana Bambu Kuning Di Selemadeg, Jero I Wayan Lasi : Hadir Sosok Berjubah Putih Bawa Sangku

SUARABANTAS.COM, Selemadeg-Menurut Jero I Wayan Lasi Rabu, (6/10) menceritakan sekilas tentang arti kata Selemadeg yang berasal dari kata Selo Batu Madeg dan sekarang disebut Selemadeg.  Diceritakan hal ini berawal dari seorang Rsi Markandya yang tinggal di gunung Raung Jawa Timur dengan waktu yang cukup lama bertapa.

Jero I Wayan Lasi ditunjuk sebagai Pembina Bambu Kuning di wilayah Selemadeg mendapat mandat dari Pinisepuh PTD. Bambu Kuning Drs. I Nyoman Serengen sekitar tahun 1995-1997

Sejak saat itu tempat tersebut diberi nama Selemadeg kawitan kecamatan Selemadeg bersumber dari Batu Gaib yang masih ada sampai saat ini di areal Pura Puseh di Desa Pekraman Selemadeg.

Karena Rsi Madura/Rsi Markandya sudah lama tinggal di Selemadeg hal ini kemudian didengar oleh raja Bali dipanggilah Rsi Madura untuk menghadap raja Bali diajak rapat bertempat di Batu Ungang sebelah utara Br. Karyasari Desa Belimbing, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan keputusan rapat membangun sebuah pura yang bernama Pura Batumadeg  tahun 1330 disahkan oleh Raja Bali didukung oleh utusan Raja Majapahit pura itu diempon/disungsung oleh masyarakat  Desa Selemadeg dan yang patut nyungkemin pura itu adalah wong Tawanan sekarang disebut Tabanan. 

Keberadaan Pura Batumadeg ada diwilayah kerajaan Tabanan, Raja Tabanan berkeinginan ikut memiliki pura tersebut tetapi tidak diberikan oleh Selemadeg. Berdasarkan hal tersebut, Raja Tabanan kemudian memberikan kekuasaan wilayah kepada Selemadeg untuk menjaga pura Batumadeg diwilayah Selemadeg sesuai fungsi dan keberadaan Pura Batumadeg.  
Menghormati Selemadeg sebagai salah satu desa tertua, Raja Tabanan memberikan hadiah sebuah pura yang bernama Pura Batur berlokasi disebelah timur Pura Puseh Selemadeg.

Demikian sejarah singkat tentang Selemadeg dan kaitannya dengan Pura Batumadeg yang bermula dari perjalanan Rsi Markandya/Rsi Madura dan penghormatan Raja Bali, Raja Tabanan kepada Selemadeg sebagai salah satu desa tertua dengan membangun Pura Batumadeg dan Pura Batur yang tertulis lengkap dipurana kawitan Selemadeg, "ujarnya.

Jero I Wayan Lasi sebagai tokoh masyarakat di Selemadeg dan praktisi spiritual PTD. Bambu Kuning, diberikan mandat langsung oleh Pinisepuh Bambu Kuning untuk mengembangkan Ilmu BK sebagai Pembina diwilayah Selemadeg (sekarang Kecamatan Selemadeg Timur, Kecamatan Selemadeg, Kecamatan Selemadeg Barat).

Sekitar tahun 1996-1997 pernah melaksanakan Pasupati penerimaan anggota Perguruan Tenaga Dalam Bambu Kuning perdana di Pura Puseh Selemadeg "wit Pura Batumadeg" pada saat itu kegiatan Pasupati dilaksanakan secara swadaya dan gotong royong, yang ikut Pasupati tidak kena biaya. Kegiatan Pasupati waktu itu disaksikan dan dihadiri oleh tokoh masyarakat, aparat serta dihadiri Pinisepuh Perguruan Tenaga Dalam Bambu Kuning Drs. I Nyoman Serengen.

Diceritakan oleh Pinisepuh BK pada saat kegiatan Pasupati di Pura Puseh Selemadeg dari pandangan spiritual Pinisepuh BK hadir sesosok berjubah putih bawa sangku, yang diceritakan kembali oleh Jero I Wayan Lasi.
Pasupati penerimaan anggota dan kenaikan tingkat di Desa Selemadeg, Kecamatan Selemadeg, Kabupaten Tabanan pernah dilaksanakan di Pura Puseh Selemadeg (1 kali), Pura Batur Selemadeg (2 kali). 

Filosofi dan aura spiritual diwilayah Selemadeg sejalan dengan motto Bambu Kuning "kesucian adalah kegaiban, kebenaran adalah kemenangan" dimana pengetahuan di Perguruan Tenaga Dalam Bambu Kuning merupakan Ilmu Wahyu Asli Asal Bali yang bersumber dari ajaran leluhur yang bertujuan menuntun agar selalu eling pada leluhur dan bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa, untuk menjadi pribadi yang baik, welas asih, bijaksana, banyak sahabat dan saling tolong-menolong berguna untuk diri, keluarga dan masyarakat, Ilmu Bambu Kuning bersumber dari ajaran leluhur sudah semestinya kita sama-sama lestarikan sesuai dengan motto Bambu Kuning yang relevan sampai saat ini, "pungkas Jero I Wayan Lasi. (Adi)