UY0EvzZgeEEo4KiQ1NIivy9VYY1PQHFF9n6p7Enr
Bookmark

Lanjutkan Profesi Leluhur Sebagai Pande Besi

SUARABANTAS.COM, Seltim - Menekuni profesi sebagai pande besi yang diwariskan secara turun temurun merupakan pekerjaan yang semakin langka. Ditengah persaingan dengan produksi pabrikan, generasi muda juga enggan melakoni profesi ini.

Ketut Gimin kelahiran Buleleng, 25 Maret 1970 Desa Sawan, Kecamatan Sawan adalah satu dari sedikit orang yang melakoni profesi sebagai pande besi. Usahanya beralamat di Br. Pucuk, Desa Bantas, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan. 

Senin, (30/10/2023) Ketut Gimin menceritakan bahwa setelah tamat SMSR tahun 1991, dirinya memilih mengikuti jejak ayah dan kakeknya yang lebih dulu menggeluti profesi sebagai pande besi. Pindah ke Desa Bantas, Br. Pucuk pada tahun 2004. 

Ketut Gimin dikarunia 3 putra dan saat ini sudah memiliki 2 cucu. Istrinya bernama Ni Wayan Sudarmi asal Cepaka, Desa Gadung Sari, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan.

Biasanya dalam upacara melaspas dan mecaru secara tradisi ada yang nunas tirta pande. Ia pun bersyukur sebab bisa melanjutkan tugas leluhurnya sebagai pande besi. Dalam menjalankan profesinya, dikatakan tidak ada kendala.

Pesanan yang sering diterima Ketut Gimin adalah membuat peralatan untuk kebutuhan rumah tangga seperti pisau, prupak, blakas. Sedangkan untuk kebutuhan disawah diantaranya membuat sabit dan penampad. 

Ia mengatakan, "mengenai harga tergantung kualitas bahannya. Sementara bahan yang digunakan agar kualitasnya baik pada umumnya menggunakan pir kendaraan dan bar sensor, "ungkap Ketut Gimin. (Adi)