UY0EvzZgeEEo4KiQ1NIivy9VYY1PQHFF9n6p7Enr
Bookmark

Rahina Tumpek Krulut: Hari Kasih Sayang dan Pemujaan Seni Musik bagi Umat Hindu Bali

Rahina Tumpek Krulut: Hari Kasih Sayang dan Pemujaan Seni Musik bagi Umat Hindu Bali
SUARABANTAS.COM -
Hari ini, Sabtu 13 April 2024, atau Saniscara Kliwon Krulut, diperingati sebagai Rahina Tumpek Krulut, sebuah hari istimewa dalam tradisi Hindu di Bali. Tumpek Krulut, yang sering disebut sebagai odalan gong, memiliki makna mendalam dalam kehidupan spiritual masyarakat Bali. Gubernur Bali, Wayan Koster, bahkan telah mempopulerkan Tumpek Krulut sebagai Rahina Tresna Asih, alias Hari Kasih Sayang versi Bali.

Menurut Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Tumpek Krulut berkaitan erat dengan aktivitas memohon taksu, yaitu kekuatan spiritual yang menggerakkan berbagai seni tradisional Bali. Saat Tumpek Krulut, pemujaan lebih difokuskan pada alat-alat musik seperti gamelan, gong, gender, dan lainnya.

Tumpek Krulut juga dikenal sebagai Tumpek Lulut, yang berarti jalinan atau rangkaian dalam bahasa Bali. Taksu yang turun pada hari ini dipercaya dapat meningkatkan rasa cinta kasih dan kebahagiaan dalam masyarakat. Oleh karena itu, Tumpek Krulut sering dianggap sebagai Hari Kasih Sayang versi Bali, bahkan disandingkan dengan perayaan Valentine.

Umat Hindu Bali merayakan Tumpek Krulut dengan pemujaan kepada Tuhan dalam manifestasinya sebagai Dewa Iswara. Mereka menghaturkan banten berupa pejati, daman, tipat sirikan, dan pesucian di rong tiga, serta persembahan lainnya seperti tipat manca tingkat madya, nista tipat gong, dan lebuh segehan panca warna 9 tanding. Semua persembahan ini bertujuan untuk menumbuhkan kasih sayang dan taksu dalam diri umat Hindu Bali.