UY0EvzZgeEEo4KiQ1NIivy9VYY1PQHFF9n6p7Enr
Bookmark

Dorong Penerbangan Langsung Rusia-Indonesia, Pemerintah Optimalkan Potensi Ekonomi Pariwisata dan Bisnis

SUARABANTAS.COM,Jakarta, Indonesia – Pemerintah Indonesia, melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, menyatakan dorongan kuat untuk pembukaan rute penerbangan langsung antara Indonesia dan Rusia. Langkah ini dipandang sebagai strategi penting untuk memacu pertumbuhan sektor pariwisata dan memfasilitasi aktivitas bisnis antar kedua negara. 

Pernyataan ini disampaikan dalam forum bisnis Russia-Indonesia yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) di Jakarta pada Senin (14/4/2025). Pemerintah Indonesia mendorong pembukaan rute penerbangan langsung antara Indonesia dan Rusia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan dorongan ini dalam forum bisnis yang dihadiri oleh perwakilan Kadin dan mitra Rusia. Presiden terpilih Prabowo Subianto juga memberikan arahan terkait percepatan perjanjian dagang.

Dorongan ini disampaikan dalam forum bisnis Russia-Indonesia yang berlangsung di Jakarta, Indonesia. Forum bisnis ini sendiri telah berjalan sejak tahun 2018 namun sempat tertunda akibat pandemi Covid-19 dan kini kembali diaktifkan.

Tujuan utama dari inisiatif ini adalah untuk memperkuat konektivitas antar masyarakat (people to people connection) yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan sektor pariwisata di berbagai destinasi Indonesia, termasuk Bali. 

Penerbangan langsung juga akan mempermudah aktivitas bisnis antara pelaku usaha kedua negara, termasuk mendukung program Kadin dan mitra kerjanya. Pemerintah juga melihat potensi investasi strategis dari Rusia, terutama di sektor aluminium dan energi, yang dapat melibatkan Dana Abadi Nasional (Danantara).

Pemerintah akan membahas lebih detail mengenai rencana pembukaan rute penerbangan langsung, termasuk rute Moskow-Jakarta. 

Selain itu, Presiden Prabowo Subianto juga mendorong penyelesaian segera perjanjian dagang Indonesia-Eurasian Economic Union Free Trade Agreement (IEAEU-FTA) dan perundingan serupa dengan Uni Eropa, yang diharapkan dapat rampung pada semester pertama tahun ini. 

Langkah ini dipandang sebagai upaya untuk meningkatkan pasar ekspor Indonesia di tengah ketidakpastian ekonomi global dan mendukung program swasembada pangan, energi, energi terbarukan, serta hilirisasi yang menjadi fokus pemerintahan mendatang. (SB