UY0EvzZgeEEo4KiQ1NIivy9VYY1PQHFF9n6p7Enr
Bookmark

Agungnya Srada dan Bhakti Warnai Puncak Karya di Pura Penataran Agung Catur Parahyangan Ratu Pasek Linggih Ida Betara Mpu Gana

MGPSSR Kec. Selemadeg Timur bhakti nganyarin Rabu, (30/4) di Pura Penataran Agung Catur Parahyangan Ratu Pasek Linggih Ida Bhatara Mpu Gana, Punduk Dawa, Klungkung. 

SUARABANTAS.COM, Klungkung - Puncak karya Ngenteg Linggih, Mapadususan Agung Menawa Ratna, Tawur Tabuh Gentuh di Pura Penataran Agung Catur Parahyangan Ratu Pasek Linggih Ida Bhatara Mpu Gana,Punduk Dawa, Klungkung, pada Senin (28/4/2025) berlangsung khidmat dan sukses. 

Keberhasilan upacara sakral ini membangkitkan rasa bangga mendalam di hati Ketua Umum Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) Pusat, I Nyoman Kenak.
Sejak perancangan upakara, pelaksanaan Tawur Agung Tabuh Gentuh, Melasti, hingga puncak karya, seluruh rangkaian berjalan lancar berkat sradha dan bhakti yang tulus dari Semeton Pasek  dari berbagai penjuru nusantara.

"Kami merasakan kebanggaan yang luar biasa atas kelancaran upacara ini. Ucapan terima kasih yang mendalam kami haturkan kepada seluruh pihak yang terlibat, mulai dari panitia, desa adat setempat, pemerintah, dan tentunya Semeton Pasek yang telah menunjukkan sradha dan bhakti yang begitu kuat," ungkap I Nyoman Kenak di sela-sela upacara.

Ketum MGPSSR I Nyoman Kenak menghaturkan terima kasih kepada Sulinggih tertua dari Klan Pasek Senin, (28/4) atas suksesnya penyelenggaraan Karya Ngenteg Linggih, Mapadususan Agung Menawa Ratna, Tawur Tabuh Gentuh di Pura Penataran Agung Catur Parahyangan Ratu Pasek Linggih Ida Bhatara Mpu Gana di Klungkung 

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Pura Penataran Agung Catur Parahyangan Ratu Pasek Linggih Ida Bhatara Mpu Gana memang kerap menjadi pusat pelaksanaan upacara-upacara besar. Namun, tujuan utama dari kegiatan ini bukanlah sekadar atraksi atau persaingan, melainkan manifestasi dari sradha dan bhakti Semeton Pasek dalam upaya mewujudkan kedamaian dan kesejahteraan bagi Bali.

"Upacara ini bukan hanya milik Pura Pasek semata, atau hanya untuk Semeton Pasek. Lebih dari itu, setiap upakara yang dihadirkan memancarkan vibrasi positif bagi alam Bali beserta seluruh isinya," tuturnya dengan penuh keyakinan.
Dalam konteks pembangunan Bali, I Nyoman Kenak memaknai upacara ini sebagai peresmian secara niskala. 

Ia meyakini bahwa energi spiritual yang terpancar dari upacara ini memberikan dampak positif bagi seluruh umat Hindu di Bali. Upacara Utama ini, yang dipimpin oleh ratusan Pendeta Mpu (pemimpin spiritual Hindu bergelar tinggi), menjadi wujud nyata dari sradha dan bhakti yang mendalam.

Namun, I Nyoman Kenak mengingatkan bahwa mewujudkan Bali yang selaras dan sumber daya manusia yang unggul tidak hanya bergantung pada upacara dan upakara yang megah. Menurutnya, hal tersebut harus diiringi dengan kesadaran holistik setiap umat untuk terus memelihara sradha bhakti kepada Sang Pencipta dan senantiasa meningkatkan pengetahuan.

"Kita tidak bisa hanya mengandalkan upacara yang besar, betapa pun megahnya. Sradha dan bhakti harus diwujudkan dalam tindakan nyata, mengisi diri dengan ilmu pengetahuan. Banyak nilai luhur dalam setiap upacara Hindu di Bali, seperti gotong royong dan peningkatan kesadaran diri," sebutnya.

Dalam kesempatan tersebut, I Nyoman Kenak juga membuka diri untuk menyerap aspirasi umat yang hadir. Berbagai masukan mengenai pengelolaan Semeton Pasek yang jumlahnya signifikan di Bali menjadi perhatiannya. Aspirasi ini akan dibahas lebih lanjut dalam rapat pengurus MGPSSR untuk merancang program kerja yang bermanfaat bagi umat.


"Banyak Semeton yang ingin ngaturang ayah dalam pelaksanaan upacara di pura ini. Ini adalah wujud nyata dari sradha dan bhakti mereka," sambungnya.
Ia berpesan kepada seluruh Semeton Pasek untuk terus berkolaborasi dalam menghadapi tantangan global. 

Ia juga mengajak seluruh umat di Bali untuk meningkatkan kualitas diri dalam berbagai aspek kehidupan, tidak hanya dalam konteks ritual, tetapi juga dalam pendidikan, kesehatan, dan keterampilan, sebagai wujud sradha dan bhakti yang adaptif terhadap perkembangan zaman.

"Tantangan generasi muda saat ini berbeda dengan masa lalu karena kemudahan akses teknologi. Oleh karena itu, peningkatan kualitas diri menjadi bagian penting dari sradha dan bhakti kita," ujarnya.

Meskipun puncak karya telah usai, I Nyoman Kenak memastikan bahwa Pura Penataran Agung Catur Parahyangan Ratu Pasek Linggih Ida Bhatara Mpu Gana akan tetap melayani umat yang ingin bersembahyang dan memohon anugerah (nunas ica). Ia berharap agar sradha dan bhakti yang telah ditunjukkan selama karya ini dapat terus menginspirasi kemajuan seluruh Semeton Pasek dan umat Hindu di Bali dalam mewujudkan Indonesia Emas tahun 2045. (SB