![]() |
Jero Mangku Pura Panti Pasek Kubayan memimpin pelaksanaan upacara Piodalan di Penunggun Karang, yang terletak di Banjar Bantas Bale Agung, Rabu (6/8). |
SUARABANTAS.COM, Tabanan - Pada hari Rabu, 6 Agustus 2025 nampak masyarakat melaksanakan upacara piodalan di Penunggun Karang milik warga di Br. Bantas Bale Agung. Upacara sakral ini dipuput oleh Jero Mangku setempat, memimpin jalannya ritual dengan penuh penghayatan, menciptakan suasana spiritual.
Dalam tradisi Hindu di Bali, Penunggun Karang memiliki makna yang sangat penting sebagai pelindung dan penjaga rumah. Secara harfiah, "penunggun" berarti penjaga, dan "karang" merujuk pada pekarangan atau area rumah. Oleh karena itu, Penunggun Karang adalah entitas spiritual yang dipercaya menjaga keamanan dan kesucian sebuah pekarangan.
Penunggun Karang diyakini berfungsi sebagai pelindung rumah secara sekala (terlihat) dan niskala (tidak terlihat atau gaib). Dalam konteks niskala, Penunggun Karang berperan sebagai benteng spiritual yang menangkal energi negatif, ilmu hitam (seperti leak), serta gangguan dari roh jahat. Ia melindungi penghuni rumah dari serangan spiritual yang dapat menyebabkan penyakit non-medis atau nasib buruk.
Secara sekala, kepercayaan ini juga memberikan rasa aman dan ketenangan bagi penghuni rumah. Mereka percaya bahwa dengan adanya Penunggun Karang, niat jahat seseorang—seperti pencuri—akan dihalangi, bahkan mungkin ditakut-takuti oleh manifestasi spiritual penjaga karang tersebut.
Penunggun Karang biasanya diwujudkan dalam sebuah pelinggih (bangunan suci) kecil yang didirikan di area teben (posisi rendah) atau dekat pintu gerbang rumah. Pelinggih ini dipercaya sebagai stana (tempat bersemayam) dari beberapa manifestasi Dewa dan kekuatan spiritual.
Salah satu yang paling umum adalah Bhatara Kala Raksa dan Dewi Durga. Dalam mitologi Bali, Bhatara Kala Raksa adalah pemimpin dari pasukan penjaga alam gaib yang bertugas menjaga karang (pekarangan). Sementara itu, Dewi Durga dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Durga Manik Maya atau Sang Hyang Cili Manik Maya juga dipuja di Penunggun Karang sebagai pelindung.
Penting untuk dipahami bahwa Penunggun Karang bukan untuk disembah seperti Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau para leluhur di Sanggah Kemulan. Penunggun Karang lebih berfungsi sebagai penjaga yang dihormati dan diberikan sesajen atau persembahan rutin (seperti canang) sebagai bentuk ucapan terima kasih atas perlindungan yang diberikan.
Penghormatan ini memastikan hubungan harmonis antara penghuni rumah dan kekuatan spiritual penjaga karang, sehingga kedamaian dan kesejahteraan di dalam rumah tetap terjaga.(Adi)