UY0EvzZgeEEo4KiQ1NIivy9VYY1PQHFF9n6p7Enr
Bookmark

Pameran Lukisan "Reflection" di Sanur Hadirkan 34 Karya dari Sembilan Perupa

Kurator Dedi Yuniarto memberikan penjelasan kepada Gusti Made Arta Wibawa dari Griya Santrian dan pecinta seni Winnie Yamashita Rolindrawan pada pembukaan Pameran Lukisan "Reflection" di Santrian Art Gallery, Sanur Denpasar, Jumat (9/5).

SUARABANTAS.COM, Denpasar – Santrian Art Gallery di kawasan Sanur, Denpasar, menjadi ruang kontemplasi melalui pameran lukisan bertajuk “Reflection”. Dibuka pada Jumat (9/5), pameran ini menampilkan 34 karya dari sembilan seniman lukis terkemuka dan akan berlangsung selama dua bulan ke depan.

Kurator pameran, Dedi Yuniarto, mengungkapkan bahwa konsep “Reflection” telah digagas sejak akhir tahun 2021. Tema ini muncul sebagai respons terhadap fenomena pascapandemi Covid-19 dan perubahan iklim ekstrem yang melanda berbagai belahan dunia.

“Tema besar ‘Reflection’ yang saya tawarkan kepada para seniman berangkat dari perenungan mendalam atas situasi global pascapandemi dan anomali cuaca ekstrem,” jelas Dedi saat pembukaan pameran.

Lebih lanjut, Dedi menjelaskan bahwa “refleksi” dalam konteks pameran ini memiliki dua lapisan makna. Pertama, refleksi intrapersonal, yang sebelumnya telah dieksplorasi dalam pameran “Hic et Nunc / Here and Now” di Alam Sutera-Tangerang pada Oktober-November 2023. Refleksi jenis ini menekankan kesadaran penuh dan fokus pada momen “di sini dan saat ini” (hic et nunc), atau yang dikenal dengan praktik mindfulness.

Kedua, dan menjadi fokus utama dalam pameran di Santrian Art Gallery, adalah refleksi dalam hubungan antara manusia dan alam lingkungannya. Dedi merangkai tiga kata kunci untuk menggambarkan makna “Reflection” dalam konteks ini: “cerminan”, “lantunan” (dialektika), dan “pemikiran”. Ketiganya saling melengkapi untuk memahami relasi mendasar antara manusia dan alam.

“Manusia adalah cerminan dari eksistensi alam. Dengan 21 dari 118 elemen bumi terkandung dalam tubuh manusia, kita tidak bisa memisahkan diri dari alam. Alam bukan hanya materi, tetapi juga memiliki aspek spiritual,” papar Dedi. 

Ia menekankan bahwa interaksi fisik manusia dengan elemen alam seperti tanah, air, udara, dan matahari juga memengaruhi jiwa manusia dalam meresapi semesta. Hilangnya nilai-nilai spiritual dan ilahiah dalam diri manusia, menurutnya, berakibat pada hilangnya hakikat alam semesta dan keseimbangan dialektis antara manusia, Tuhan, dan alam. Pameran ini diharapkan memicu berbagai pemikiran (diskursus) tentang bagaimana manusia menghayati keberadaannya di tengah alam semesta.

Sembilan seniman yang berpartisipasi dalam pameran “Reflection” adalah A. Priyanto ‘Omplong’, Hono Sun, Agung ‘Pekik’ Hanafi Purboaji, Riki Antoni, Dedy Sufriadi, Robi Fathoni, Deskhairi, Yudi Sulistyo, dan Hayatuddin. Keberagaman gaya dan interpretasi dari para seniman ini diyakini akan memperkaya pemahaman pengunjung terhadap tema yang diangkat.

Pameran seni rupa “Reflection” ini merupakan hasil kolaborasi antara Santrian Art Gallery dan Jago Tarung Yogyakarta. Rencananya, pameran yang berlangsung selama dua bulan ini akan ditutup dengan peluncuran buku yang memiliki judul dan tema yang sama dengan pameran. (*)