UY0EvzZgeEEo4KiQ1NIivy9VYY1PQHFF9n6p7Enr
Bookmark

Semangat Pelestarian Budaya, Festival Layangan Bali IV Siap Digelar di Pantai Merta Sari

SUARABANTAS.COM, Denpasar - Semangat melestarikan tradisi dan memacu kreativitas anak muda Bali kembali berkobar. Festival Layangan Bali IV yang prestisius dan memperebutkan Piala Gubernur Bali dijadwalkan akan memeriahkan langit Pantai Merta Sari, Sanur, Denpasar, pada tanggal 26 hingga 27 Juli 2025 mendatang.

Dukungan penuh terhadap penyelenggaraan acara tahunan ini ditegaskan langsung oleh Gubernur Bali, Wayan Koster. Hal ini terungkap saat beliau menerima kunjungan audiensi dari Komunitas Seni Layangan Bali beserta panitia festival di Jayasabha, Denpasar, pada Sabtu (26/4) sore.

Dalam pertemuan tersebut, Gubernur Koster menyampaikan apresiasinya atas dedikasi dan konsistensi para seniman serta pegiat layangan tradisional Bali yang secara berkelanjutan mampu menggelar acara ini di tengah berbagai keterbatasan. "Saya memberikan dukungan dan apresiasi yang tinggi kepada para seniman dan pecinta layangan Bali. Saya juga akan menugaskan dinas terkait untuk memberikan dukungan demi kelancaran dan kesuksesan festival ini," ujarnya dengan antusias.

Sementara itu, tokoh sentral dari Komunitas Seni Layangan Bali, Gede Lanang Darma Wiweka, yang lebih dikenal dengan sapaan Mr. Botax, mengungkapkan bahwa festival kali ini merupakan penyelenggaraan yang keempat. Ia menjelaskan bahwa Pantai Merta Sari di Sanur kembali dipilih sebagai lokasi perhelatan akbar ini.

"Antusiasme para peserta sangat luar biasa. Hingga saat ini, sudah tercatat 130 peserta yang mendaftar untuk berkompetisi dalam berbagai kategori layangan yang akan dilombakan," ungkap Lanang. Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa tujuan utama dari festival ini adalah untuk menjaga kelestarian serta meningkatkan seni dan kreativitas generasi muda Bali dalam menciptakan layang-layang. Selain itu, festival ini juga menjadi ajang bergengsi dengan adanya perebutan Piala Gubernur Bali.

Festival Layangan Bali IV ini diharapkan tidak hanya menjadi tontonan yang menarik, tetapi juga menjadi wadah positif bagi pengembangan seni tradisional dan pemberdayaan potensi kreatif kaum muda di Pulau Dewata. (*)