UY0EvzZgeEEo4KiQ1NIivy9VYY1PQHFF9n6p7Enr
Bookmark

Lomba Barista Kopi Bali: Mengukir Inovasi dan Melestarikan Nilai Budaya dalam Secangkir Kopi

SUARABANTAS.COM, Tabanan – Minggu (8/6/2025) menjadi hari yang istimewa bagi para penggemar dan praktisi kopi di Bali. Final Lomba Barista Kopi Bali, sebuah kompetisi yang menjadi bagian integral dari Perayaan Bulan Bung Karno Tahun 2025, sukses digelar di Gedung Kesenian I Ketut Marya, Desa Delod Peken, Tabanan. Acara ini diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Provinsi Bali, menandai komitmen partai dalam mendukung ekonomi kreatif dan pelestarian budaya lokal.

Lomba ini dibuka secara resmi oleh Ketua DPD PDI Perjuangan Bali, I Wayan Koster, yang juga menjabat sebagai Gubernur Bali. Dengan mengusung tajuk penuh makna, “Setialah Kepada Sumbermu, Kekuatan Kita Harus Tetap Bersumber Kepada Kekuatan Rakyat, Tetap Apinya Semangat Rakyat,” ajang ini tidak hanya sekadar mencari barista terbaik, tetapi juga mewujudkan harmonisasi antara nilai-nilai ideologis Bung Karno dengan pengembangan ekonomi berbasis kearifan lokal.

Kehadiran sejumlah tokoh penting turut memeriahkan acara ini, termasuk anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Dapil Bali I Nyoman Wiryatama, Wakil Gubernur Bali I Nyoman Giri Prasta (selaku Ketua DPC PDI Perjuangan Badung), Ketua Bidang Pangan, Pertanian, Kehutanan dan Lingkungan Hidup DPP PDI Perjuangan I Made Urip, serta seluruh kader PDI Perjuangan dari berbagai penjuru Bali.

Bagus Alit Sucipta, yang hadir bersama seluruh anggota DPRD Kabupaten Badung dari Fraksi PDI Perjuangan, memberikan apresiasi mendalam terhadap pelaksanaan lomba ini. Menurutnya, kompetisi ini berhasil merangkul generasi muda untuk menunjukkan kreativitas dan keterampilan mereka dalam dunia kopi. Ia menegaskan bahwa lomba ini merupakan langkah konkret untuk memperkuat ekonomi kerakyatan yang berakar pada budaya lokal.

“Kopi dan arak Bali bukan sekadar komoditas, melainkan bagian dari identitas budaya yang memiliki daya saing tinggi,” ungkap Bagus Alit Sucipta. “Lewat lomba ini, kita tidak hanya memupuk kreativitas, tetapi juga membumikan ajaran Bung Karno kepada generasi muda melalui pendekatan yang relevan dan produktif.”

Ia juga menyoroti potensi besar Kabupaten Tabanan dan Badung sebagai sentra penghasil kopi unggulan di Bali, yang produknya telah menjadi penunjang vital sektor pariwisata. Potensi ini, menurutnya, harus terus dikembangkan dengan mendorong generasi muda untuk tidak hanya menjadi barista, tetapi juga berani menjadi pelaku usaha dalam industri kopi.

“Ajang ini sangat strategis karena membuka ruang bagi anak-anak muda untuk membangun usaha berbasis potensi lokal,” tambahnya. “Jika dikelola secara serius, hal ini akan memperkuat fondasi ekonomi UMKM sekaligus menjaga keberlanjutan budaya daerah yang selaras dengan upaya memajukan UMKM lokal.”

Lomba ini menarik partisipasi dari perwakilan seluruh kabupaten/kota se-Bali. Kabupaten Badung sendiri diwakili oleh talenta muda I Kadek Leo Nanda Putra dari Banjar Cengkok, Desa Baha, Mengwi. Para peserta memukau juri profesional dari industri kopi nasional dengan inovasi mereka dalam teknik meracik dan menyajikan kopi.

Final Lomba Barista Kopi Bali ini bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan sebuah deklarasi nyata bahwa pelestarian nilai-nilai ideologis Bung Karno dapat berjalan selaras dengan penguatan ekonomi kreatif. Kegiatan ini menjadi panggung regenerasi pelaku industri kopi Bali yang mengakar pada kearifan lokal dan semangat kerakyatan, memastikan masa depan kopi Bali tetap harum dan penuh inovasi. (*)