SUARABANTAS.COM, Jembrana – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jembrana mendesak para nelayan di Kabupaten Jembrana untuk segera beradaptasi dengan teknologi modern. Desakan ini muncul menyusul rencana beroperasinya Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan sebagai pelabuhan ikan internasional, yang telah ditetapkan sebagai salah satu proyek strategis nasional. Modernisasi alat tangkap dianggap krusial agar nelayan lokal mampu bersaing dan tidak tergerus arus perkembangan.
I Made Widanayasa, Ketua DPC HNSI Jembrana, menyatakan bahwa meski HNSI telah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk melindungi kepentingan nelayan, para nelayan sendiri juga harus proaktif melakukan pembenahan. "Pelabuhan Perikanan Nusantara Pengambengan menjadi pelabuhan ikan internasional sudah masuk dalam proyek strategis nasional. Nelayan lokal harus mempersiapkan diri agar bisa bersaing," ujar Widanayasa di Negara, Jembrana, Sabtu (7/6/2025).
Salah satu fokus utama pembenahan adalah modernisasi alat tangkap, khususnya penggunaan Global Positioning System (GPS) untuk perahu selerek. GPS, menurut Widanayasa, memiliki banyak manfaat di laut, tidak hanya sebagai alat pemandu, tetapi juga sebagai penunjuk koordinat perahu dalam situasi darurat. Selain GPS, pemanfaatan teknologi seperti fishfinder untuk mengetahui posisi ikan di laut juga sangat memungkinkan, mengingat keberadaan Balai Riset dan Observasi Laut (BROL) yang canggih di Jembrana.
Meskipun pemerintah pernah memberikan bantuan alat modern, Widanayasa mengakui bahwa pemanfaatannya oleh nelayan belum maksimal. "Kami berharap waktu masuk kapal-kapal besar tidak berbarengan dengan waktu nelayan lokal menebar jaring di Selat Bali. Kalau bersamaan, bisa-bisa jaring nelayan lokal akan tersangkut dan bagi nelayan itu kerugian yang besar," tambahnya, merujuk pada kekhawatiran terkait potensi konflik alur dengan kapal-kapal besar.
Untuk mengantisipasi potensi gesekan, HNSI Jembrana telah berkoordinasi dengan otoritas PPN Pengambengan terkait alur dan waktu masuk kapal-kapal besar ke pelabuhan. Dengan rata-rata waktu melaut nelayan lokal pada malam hari dan area tangkap terbatas di sekitar Selat Bali, pengaturan waktu dan alur masuk kapal besar diharapkan dapat disesuaikan.
Sebelumnya, Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan, juga menyambut baik pengembangan PPN Pengambengan menjadi pelabuhan ikan bertaraf internasional. Ia optimis proyek ini akan membawa dampak positif signifikan bagi perekonomian Kabupaten Jembrana. "Kami menyambut gembira pengembangan PPN Pengambengan menjadi pelabuhan ikan bertaraf internasional, karena akan menumbuhkan perekonomian di Jembrana," kata Bupati Kembang Hartawan.
Dengan demikian, dorongan modernisasi alat tangkap bagi nelayan Jembrana bukan hanya upaya meningkatkan efisiensi, tetapi juga langkah strategis untuk memastikan keberlanjutan mata pencaharian nelayan lokal di tengah geliat pengembangan sektor perikanan berskala internasional. (*)