![]() |
Tanggap Bencana: BPBD Tabanan, Polsek Kerambitan, dan Koramil bergerak cepat bersama masyarakat membersihkan jalan beji Minggu (14/9) di Desa Belumbang, Kerambitan, Tabanan. (Foto: Istimewa) |
SUARABANTAS.COM, Tabanan – Kerugian akibat bencana alam di Kabupaten Tabanan terus bertambah. Berdasarkan data terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tabanan, jumlah titik bencana kini mencapai 66 lokasi dengan total taksiran kerugian mencapai Rp3,086 miliar. Angka ini melonjak tajam dari data sebelumnya yang mencatat 33 kejadian dengan taksiran kerugian sebesar Rp1,045 miliar.
Bencana yang terjadi meliputi banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang. Menurut Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tabanan, I Nyoman Srinada Giri, pendataan kerusakan terus dilakukan. "Terbaru, terjadi penambahan jumlah titik bencana dengan total sementara mencapai 66 titik. Jumlah tersebut masih berpotensi mengalami penambahan, mengingat pendataan masih terus dilakukan," ujarnya pada Minggu (14/9/2025).
Beberapa titik kerusakan yang baru terdata dan menyumbang kerugian signifikan antara lain rusaknya Pura Dukuh Sakti Tenguli di Desa Kaba-kaba dengan taksiran kerugian Rp300 juta, senderan roboh di Pura Pajapati yang menutupi jalan penghubung Banjar Bengkel dan Banjar Sudimara dengan kerugian Rp200 juta, serta senderan roboh akibat longsor di Pura Dalem Tungkub, Marga, dengan kerugian Rp150 juta.
Menanggapi situasi ini, tim gabungan yang terdiri dari BPBD, relawan, dan masyarakat telah bergerak cepat. Penanganan yang dilakukan meliputi evakuasi pohon tumbang, pembersihan material longsor, hingga koordinasi untuk perbaikan fasilitas yang terdampak. "Saat ini sejumlah titik bencana sudah dinormalisasi," terang I Nyoman Srinada Giri.
Selain penanganan langsung, Pemerintah Kabupaten Tabanan melalui BPBD juga menyalurkan bantuan logistik kepada warga yang terkena dampak. Bantuan berupa kebutuhan pokok sehari-hari dan perlengkapan seperti sarung telah diserahkan di Perumahan Panorama Sanggulan dan Perumahan Lembah Jati pada Sabtu (13/9/2025).
Penyaluran ini bertujuan untuk meringankan beban masyarakat dan memastikan kebutuhan dasar mereka tetap terpenuhi. Bencana ini terjadi pada Rabu, 10 September lalu, dan hingga kini, tim BPBD masih terus melakukan pemantauan di seluruh wilayah Kabupaten Tabanan untuk mengantisipasi kemungkinan bencana susulan. (*)

