UY0EvzZgeEEo4KiQ1NIivy9VYY1PQHFF9n6p7Enr
Bookmark

Ekspor Kakao Fermentasi Jembrana Tembus Pasar Prancis, Wujud Desa Berdaya Saing Global

Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan, menegaskan komitmennya untuk terus mendampingi petani agar berdaya saing global. (Foto: Istimewa) 

SUARABANTAS.COM, Jembrana - Koperasi Kakao Kerta Semaya Samaniya (KSS) di Jembrana, Bali, kembali mengukir prestasi internasional dengan pelepasan ekspor kakao fermentasi senilai Rp12,4 miliar ke Prancis. Prestasi ini merupakan hasil dari sinergi program Desa BISA Ekspor, yang diinisiasi oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), dan menandai tonggak penting dalam upaya memajukan produk unggulan dari desa ke pasar global.

Pelepasan ekspor kakao fermentasi dengan nilai fantastis ini menjadi bukti nyata keberhasilan program yang berfokus pada hilirisasi produk pertanian. Kakao Jembrana, yang sebelumnya dikenal sebagai bahan mentah, kini telah diolah menjadi produk bernilai tambah tinggi yang diminati pasar Eropa.

Seremoni pelepasan ekspor ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, antara lain Menteri Perdagangan Budi Santoso, Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Wamendes PDT) Ahmad Riza Patria, serta Bupati dan Wakil Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan dan I Gede Ngurah Patriana Krisna. Program ini melibatkan 609 petani dari 13 desa, dengan 14% di antaranya adalah petani perempuan, yang menunjukkan inklusivitas dalam pengembangan ekonomi lokal.

Pelepasan ekspor berlangsung di lokasi Koperasi KSS Jembrana, tempat di mana produk kakao difermentasi dan disiapkan untuk pengiriman ke luar negeri. Acara pelepasan ekspor ini diselenggarakan pada hari Selasa, 9 September 2025.

Menteri Perdagangan Budi Santoso menyebutkan bahwa program Desa BISA Ekspor adalah upaya strategis pemerintah untuk memperluas jangkauan produk desa ke pasar internasional. Koperasi KSS Jembrana dinilai mampu menjaga kualitas produk dan mendorong hilirisasi, sehingga menjadi contoh bagi desa-desa lain.

"Pertumbuhan ekspor Indonesia hingga Juli 2025 mencapai 8,03%, melebihi target 7,1%," ujar Budi Santoso, menekankan bahwa pencapaian ini tidak lepas dari kontribusi produk-produk unggulan dari desa.
Wamendes PDT Ahmad Riza Patria menambahkan bahwa prestasi Jembrana adalah bukti nyata bahwa desa mampu bersaing di panggung internasional, sejalan dengan prinsip 3T (Terbaik, Terbanyak, Tercepat) dalam pengembangan desa.

Program ini berjalan melalui kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat. Bagi desa yang sudah siap, pemerintah memfasilitasi hubungan dengan pembeli internasional. Sementara bagi yang belum, disediakan pelatihan, pendampingan desain, dan standarisasi produk.

Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan menegaskan komitmennya untuk terus mendampingi petani agar berdaya saing global, menjadikan Jembrana bukan hanya sebagai penghasil kakao, melainkan juga pionir desa ekspor.

Selain ke Prancis, kakao Jembrana juga telah berhasil menembus pasar internasional lainnya, seperti Jerman, Belanda, Belgia, Jepang, dan Australia, menunjukkan daya saing produk lokal yang semakin kuat di kancah global. (*)