![]() |
| Latihan yoga khusus bagi peserta rehabilitasi dilaksanakan Kamis, (11/9) di Lapas Tabanan. (Foto: Istimewa) |
SUARABANTAS.COM, Tabanan - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tabanan terus berinovasi dalam memberikan pembinaan terbaik bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Salah satu terobosan terbaru adalah dengan menghadirkan program yoga khusus bagi peserta rehabilitasi, yang dilaksanakan pada Kamis, 11 September 2025. Program ini tidak hanya fokus pada kebugaran fisik, tetapi juga bertujuan melatih ketenangan batin dan mental para peserta.
Bertempat di area pembinaan Lapas Tabanan, kegiatan yoga ini dipandu oleh instruktur profesional. Luh Sonia Juwita dan dua instruktur lainnya dari Kementerian Agama Kabupaten Tabanan memimpin jalannya latihan dengan sabar dan penuh semangat. Mereka memperkenalkan gerakan-gerakan dasar yoga yang mudah diikuti, termasuk teknik-teknik meditasi untuk menenangkan pikiran.
Sepanjang sesi, para WBP mengikuti setiap gerakan dengan penuh kesungguhan. Suasana hening dan khidmat begitu terasa saat mereka melakukan meditasi dan peregangan. Ekspresi wajah yang sebelumnya tegang kini tampak lebih rileks dan damai. Gerakan yang harmonis antara tubuh dan pikiran menunjukkan bahwa para peserta benar-benar merasakan manfaat dari kegiatan ini.
Kepala Lapas Tabanan, Prawira Hadiwidjojo, menyampaikan rasa terima kasihnya atas dukungan dari berbagai pihak eksternal yang telah membantu menyukseskan program pembinaan ini. "Dengan sinergi bersama berbagai pihak, kegiatan Rehabilitasi Pemasyarakatan dapat berjalan optimal dan sesuai tujuan," ujar Prawira.
Prawira menambahkan, yoga dipilih karena memiliki hubungan yang erat dengan kesehatan mental dan spiritual. "Yoga erat kaitannya dengan ketenangan batin. Melalui meditasi, pikiran menjadi lebih rileks sehingga berdampak positif pada kesehatan tubuh secara menyeluruh," tambahnya. Ia berharap yoga dapat menjadi salah satu metode efektif untuk membantu WBP mengelola emosi dan membangun energi positif selama menjalani masa hukuman.
Luh Sonia Juwita, sebagai instruktur utama, menekankan pentingnya konsistensi dalam melakukan yoga. Menurutnya, yoga tidak hanya berfungsi menjaga kesehatan fisik, tetapi juga efektif dalam mengelola stres. "Yoga tidak hanya menjaga kesehatan fisik, tetapi juga menenangkan pikiran dan membantu mengelola stres. Jika dilakukan secara teratur, manfaatnya akan sangat terasa," jelasnya.
Penekanan Luh Sonia Juwita pada latihan rutin ini bertujuan agar manfaat yang dirasakan para WBP tidak hanya sesaat, tetapi juga berkelanjutan. Dengan pikiran yang tenang dan tubuh yang bugar, diharapkan mereka dapat menjalani proses rehabilitasi dengan lebih baik dan siap kembali ke masyarakat sebagai pribadi yang lebih baik.
Salah satu peserta rehabilitasi, Candra, secara langsung merasakan dampak positif dari kegiatan ini. "Saya merasa lebih rileks dan tenang setelah ikut yoga. Kegiatan ini benar-benar membantu saya," ungkapnya dengan antusias. Pengakuan Candra menjadi bukti nyata bahwa pendekatan holistik seperti yoga sangat relevan dan dibutuhkan dalam proses pembinaan pemasyarakatan.
Melalui kegiatan ini, Lapas Tabanan berharap yoga dapat menjadi sarana yang efektif bagi peserta rehabilitasi untuk mengelola emosi, menumbuhkan energi positif, serta mendukung proses pembinaan secara berkelanjutan. Inisiatif ini juga menjadi contoh nyata bahwa pembinaan di lapas tidak hanya berfokus pada sisi hukum, tetapi juga pada kesejahteraan mental dan spiritual para WBP. (*)

