![]() |
Ritual Penglukatan Gering, wahyu Perguruan Tenaga Dalam Bambu Kuning. |
SUARABANTAS.COM, Tabanan – Perguruan Tenaga Dalam Bambu Kuning (PTD BK) mengungkap salah satu materi spiritual yang jarang diketahui publik, yaitu Pengelukatan Gering. Ritual pembersihan diri ini bertujuan untuk menghilangkan kesialan atau energi negatif yang disebabkan oleh penyakit atau faktor lainnya. Acara pemaparan tentang pengelukatan ini diadakan pada Jumat, 12 Juni 2020, di Sekretariat PTD. Bambu Kuning Cabang Tabanan.
Menurut penjelasan Drs. I Nyoman Suardana, yang merupakan Ketua PTD. Bambu Kuning Cabang Tabanan, Pengelukatan Gering adalah bagian dari tradisi ajaran leluhur yang diterima secara wahyu oleh Perguruan Tenaga Dalam Bambu Kuning. Ritual ini berakar dari tradisi melukat yang sudah lama dikenal dalam ajaran Hindu di Bali, di mana melukat memiliki arti menyucikan diri secara spiritual, membersihkan pikiran dan jiwa untuk mencapai kerahayuan.
Ritual pengelukatan ini diyakini memiliki vibrasi positif, dan biasanya dilakukan di tempat-tempat suci seperti aliran sungai atau pertemuan air laut dan sungai. Dalam konteks Pengelukatan Gering, sarana upacara yang digunakan cukup beragam.
Menurut keterangan dari pinisepuh, sarana tersebut mencakup:
* Daun-daunan: Daun Kelempis, Daun Jarak, Daun Jeruk, Daun Jambu, Daun Camplung, Daun Bakung, dan Daun Kraras Biu Mas, masing-masing sebanyak 7 lembar.
* Perlengkapan Tambahan: 11 batang dupa, air telebusan, dan payuk (kendi) dari tanah liat.
* Banten (Persembahan): Segehan Badeng, Segehan Putih Kuning, Segehan Manca Warna, Segehan Agung, Segehan Naga, dan 3 buah Daksina Pejati.
Ritual ini diawali dengan permohonan kepada para dewa, seperti Brahma, Wisnu, Siwa, Sanghyang Pasupati, Sanghyang Akasa Pertiwi, Sanghyang Aji Saraswati, Hyang Maha Tunggal, dan Hyang Maha Agung.
Namun, fokus utama dari ritual pembersihan ini adalah memohon anugerah kepada manifestasi Tuhan sebagai Maha Wisnu. Ajaran ini didasari keyakinan bahwa manusia membawa karma sejak lahir, dan kehidupan selalu diwarnai oleh dualitas (rwa bhineda), yaitu suka, duka, lara, dan pati.
Dengan berserah diri kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan mengamalkan ajaran Dharma, diharapkan setiap insan dapat mencapai kesehatan dan kesejahteraan, baik secara sekala (nyata) maupun niskala (spiritual). Pemaparan Pengelukatan Gering ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat yang ingin memahami lebih dalam tentang tradisi spiritual dan kearifan lokal. (Adi)