![]() |
| Kerajinan nyuh puyung |
SUARABANTAS.COM, Tabanan - Pandemi memaksa banyak orang berinovasi untuk bertahan secara ekonomi. Salah satunya adalah I Wayan Danu Arta, seniman asal Banjar Gadungan Pondok, Desa Gadungan, Selemadeg Timur, Tabanan. Ia bersama rekan-rekannya sukses mengubah hobi menjadi peluang bisnis dengan membuat kerajinan dari bahan dasar nyuh puyung (kelapa kering).
Alumni Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) tahun 1998 ini memulai kerajinan ini sejak enam bulan lalu. Awalnya hanya untuk menyalurkan hobi, namun karyanya mendapat respons positif setelah dipasarkan melalui media sosial.
![]() |
| Seniman dan pengrajin I Wayan Danu Arta |
I Wayan Danu Arta mendesain kelapa kering menjadi berbagai bentuk unik, seperti kera, pot bunga, topeng, burung, dan lain-lain. Ia juga menerima pesanan khusus sesuai permintaan pelanggan. Dengan mengangkat desain yang sarat akan kearifan lokal, kerajinan ini memiliki daya tarik tersendiri dan mampu mendongkrak nilai jual.
Menurutnya, kerajinan ini dijual dengan harga Rp 25.000 per buah. Pemasaran melalui media sosial juga membuahkan hasil, terbukti dengan adanya pesanan hingga 100 buah yang dikirim ke luar negeri.
Dalam wawancara dengan Suara Bantas pada Rabu, 01 September 2021, I Wayan Danu Arta menjelaskan bahwa kegiatan utama sehari-harinya adalah melayani jasa tato.
Kerajinan kelapa kering ini adalah inisiatifnya untuk menyiasati dampak pandemi pada sektor perekonomian. Ia berharap, kerajinan rumahan ini dapat terus berkembang dan memiliki pasarnya sendiri di masa depan. (Adi)


