SUARABANTAS.COM, Yogyakarta – Asosiasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dari empat kecamatan di Kabupaten Tabanan, yakni Selemadeg Timur, Selemadeg, Selemadeg Barat, dan Pupuan, melaksanakan program studi tiru ke Desa Pandowoharjo, Sleman, Yogyakarta. Kunjungan yang didampingi oleh I Gusti Made Merta Putra dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa Kabupaten Tabanan ini berlangsung pada Selasa, 16 Mei. Rombongan disambut hangat oleh Lurah Pandowoharjo, H. Catur Sarjumiharta, beserta jajarannya di Gedung Grha Amarta.
Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari kiat-kiat sukses Desa Pandowoharjo dalam mengelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai salah satu sumber utama Pendapatan Asli Desa (PAD). Lurah Pandowoharjo menjelaskan bahwa keberhasilan mereka berawal dari kesepakatan bersama antara Pemerintah Desa, BPD, dan masyarakat untuk membentuk BUMDes.
Strategi Pengembangan Ekonomi Berbasis BUMDes
Lurah Pandowoharjo memaparkan secara rinci perjalanan BUMDes mereka yang dimulai dari nol. Pada tahun 2016, unit usaha pertama yang mereka kembangkan adalah pengelolaan sampah. Kemudian, pada tahun 2017, mereka merambah ke sektor pertanian dengan menjalin kerja sama erat bersama kelompok tani (Gapoktan) setempat.
Puncaknya, pada tahun 2020, mereka berhasil mengembangkan unit usaha yang lebih besar, yaitu pengelolaan kolam renang.
H. Catur Sarjumiharta menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara fungsi sosial dan fungsi ekonomi dalam membangun BUMDes. Ia mengingatkan bahwa kehadiran unit usaha BUMDes tidak boleh mematikan usaha masyarakat sekitar.
"Jadikan mereka sebagai mitra dengan segmen pasar yang berbeda," ujarnya. Prinsip ini menjadi kunci agar BUMDes dapat tumbuh harmonis bersama perekonomian lokal. Meskipun Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) Pandowoharjo mencapai sekitar Rp7 miliar, PAD mereka masih berada di angka sekitar Rp500 juta. Meskipun demikian, Lurah Catur bangga karena usaha yang dikelola BUMDes masih berjalan hingga kini, meskipun sempat terdampak pandemi.
Membangun Masa Depan Berkelanjutan dengan Sinergi dan Musyawarah
Untuk program unggulan tahun 2020-2026, Desa Pandowoharjo memiliki rencana besar dengan memanfaatkan lahan seluas 4,5 hektar. Lahan ini akan disulap menjadi kawasan multifungsi yang mencakup taman kuliner, lapangan olahraga, jogging track, balai budaya, kolam renang, tempat pengolahan sampah, penyosohan beras, dan mesin dryer. Pengembangan ini tidak hanya berfokus pada ekonomi, tetapi juga mencakup upaya pengembangan budaya dan pariwisata.
Direktur BUMDes Desa Pandowoharjo, Agus Susanto, menambahkan bahwa kunci keberhasilan lainnya adalah adanya kesamaan pemahaman dan kepatuhan terhadap aturan yang telah disepakati melalui musyawarah desa. "Organ tertinggi adalah musyawarah desa," tegasnya, menyoroti pentingnya sinergitas antara Pemerintah Desa, BPD, dan masyarakat. Ia meyakini, dengan kolaborasi yang kuat dan visi yang sama, BUMDes dapat menjadi pilar utama kemajuan desa.
Melalui kunjungan ini, para anggota BPD dari Tabanan Barat mendapatkan wawasan berharga tentang bagaimana mengelola BUMDes secara profesional dan berkelanjutan. Mereka belajar bahwa keberhasilan tidak hanya diukur dari besarnya pendapatan, tetapi juga dari kemampuan untuk beradaptasi, berinovasi, dan membangun kemitraan yang saling menguntungkan dengan seluruh elemen masyarakat. (Adi)