UY0EvzZgeEEo4KiQ1NIivy9VYY1PQHFF9n6p7Enr
Bookmark

Kesederhanaan Terakhir Sang Gembala: Paus Fransiskus Dimakamkan dengan Sederhana di Tengah Duka Dunia

SUARABANTAS.COM, Vatikan, (27/4/2025) - Ratusan juta umat Katolik di seluruh penjuru dunia berduka cita atas kepergian Paus Fransiskus. Hari ini, Sabtu pagi waktu Vatikan, jenazah pemimpin spiritual mereka dikebumikan dalam sebuah upacara yang mencerminkan kesederhanaan yang selalu menjadi ciri khasnya. Pemakaman ini diperkirakan menelan biaya yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pemakaman paus-paus sebelumnya.

Sejak Rabu lalu, jenazah Bapa Suci disemayamkan di Basilika Santo Petrus, memberikan kesempatan bagi umat beriman untuk menyampaikan penghormatan terakhir. Tampak hadir pula sejumlah pemimpin dunia, termasuk Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang turut menyampaikan belasungkawa.

Berbeda dengan tradisi pendahulunya, Paus Fransiskus secara pribadi meminta agar pemakamannya dilakukan dengan lebih sederhana. Permintaan ini selaras dengan perubahan aturan pemakaman kepausan yang ia tetapkan pada tahun 2024. Aturan sebelumnya mewajibkan penggunaan tiga peti mati berlapis, namun kini, paus diperbolehkan untuk dimakamkan dalam satu peti kayu yang dilapisi seng.

Lebih lanjut, Paus Fransiskus juga menyampaikan keinginannya untuk dimakamkan di luar комплекса Vatikan. Peti jenazahnya akan dipindahkan ke Basilika Santa Maria Maggiore, sebuah gereja yang terletak di luar tembok Vatikan. Di sana, ia telah menyiapkan sebuah makam sederhana di dalam tanah. Langkah ini menjadikannya paus pertama yang dimakamkan di lokasi tersebut sejak abad ke-17, dan yang pertama dalam lebih dari seratus tahun yang dimakamkan di luar Vatikan.

"Beliau selalu lebih antusias mengunjungi tempat-tempat di mana orang biasa tinggal, bukan gedung-gedung kekuasaan atau istana. Itu sangat mencerminkan kepribadiannya," ungkap Massimo Faggioli, seorang profesor Teologi dan Studi Agama dari Universitas Villanova, Pennsylvania, kepada Al Jazeera.

Dalam surat wasiat terakhirnya yang dipublikasikan pada Senin lalu, Paus Fransiskus menunjuk seorang dermawan anonim untuk mengurus pemakamannya, yang kemudian akan diserahkan ke Basilika Kepausan Santa Maria Maggiore. "Ini tentang simbol, dan dalam agama Katolik, simbol memiliki makna yang sangat penting," imbuh Faggioli.

Pihak Vatikan sendiri belum memberikan keterangan resmi mengenai rincian biaya pemakaman ini. Namun, catatan sejarah menunjukkan bahwa pemakaman seorang paus biasanya menelan biaya jutaan dolar. Sebagai perbandingan, pada tahun 1978, wafatnya dua paus dan konklaf setelahnya menghabiskan dana Vatikan sebesar 20 juta dolar AS, yang setara dengan lebih dari 101 juta dolar AS saat ini. Pemakaman Paus Yohanes Paulus II pada tahun 2005, beserta pemilihan penggantinya, diperkirakan menghabiskan biaya sekitar 9 juta dolar AS (sekitar 14,7 juta dolar AS dalam nilai mata uang saat ini).

Keputusan Paus Fransiskus untuk memilih pemakaman yang sederhana juga terjadi di tengah tantangan finansial yang dihadapi Gereja Katolik dalam beberapa tahun terakhir. Ia dikenal gigih dalam mengupayakan reformasi keuangan, termasuk pemangkasan gaji para pejabat tinggi, meskipun langkah ini sempat menimbulkan penolakan. Tahun lalu, dilaporkan bahwa Vatikan mengalami defisit anggaran sebesar 87 juta dolar AS.

Keinginan Paus Fransiskus untuk dimakamkan secara sederhana di luar Vatikan bukan hanya mencerminkan gaya hidupnya yang bersahaja, tetapi juga menjadi simbol penting bagi Gereja Katolik. Di tengah tantangan ekonomi global dan pergeseran demografi umat, pilihan ini mengirimkan pesan kuat tentang pentingnya fokus pada nilai-nilai spiritual dan kesederhanaan. (SB