UY0EvzZgeEEo4KiQ1NIivy9VYY1PQHFF9n6p7Enr
Bookmark

Br. Bantas Bale Agung Nanggap Piodalan di Pura Desa dan Puseh

Suasana persembahyangan Krama Br. Adat Bantas Bale Agung di Pura Desa dan Pura Puseh, Desa Adat Bantas, Sanicara Kliwon Kuningan tanggal 03 Mei 2025

SUARABANTAS.COM, Tabanan - Suasana persembahyangan di Pura Desa dan Pura Puseh, Desa Adat Bantas, Kec. Selemadeg Timur, Sanicara Kliwon Kuningan tanggal 03 Mei 2025. Upacara piodalan di Pura Desa dan Pura Puseh Desa Adat Bantas berlangsung sakral dengan berbagai persembahan dan penampilan seni tari. 

Banjar Adat Bantas Bale Agung yang mendapat giliran tugas nanggap pada saat pujawali, ngaturang ayah mempersembahkan alunan gamelan gong dewasa dan anak-anak, tarian rejang, tari baris, serta lantunan kidung suci pesantian.

Upacara piodalan di pura ini merupakan ritual rutin yang dilaksanakan setiap 6 bulan sekali pada Saniscara Kliwon Kuningan, sebagai wujud syukur dan persembahan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa beserta manifestasinya. 

Ritual napak pertiwi duwen Tri Kahyangan rangkaian Pujawali di Pura Desa dan Pura Puseh Desa Adat Bantas Sabtu, 03 Mei 2025.

Pelaksanaan ngaturang ayah pada saat pujawali dilakukan secara bergiliran, merupakan bagian dari tradisi gotong royong di  Desa Adat Bantas dan tanggung jawab bersama dalam menjaga kelestarian adat dan agama Hindu di Bali.

Sejak pagi hari, krama Banjar Adat Bantas Bale Agung telah mempersiapkan berbagai perlengkapan upacara dan pementasan seni tari. Alunan gong lelambatan dan tembang warga sari menciptakan suasana khusyuk selama persembahyangan. 

Krama yang ngayah juga mendapatkan konsumsi sebagai bentuk kebersamaan. Selain itu, perayaan ini memberikan dampak positif pada perekonomian masyarakat setempat, terlihat dari ramainya pedagang yang berjualan di sepanjang jalur jalan kembar dekat pura. 

Keberadaan Pecalang Desa Adat memastikan kelancaran lalu lintas dan keamanan para pejalan kaki yang menyeberang jalan sebelum dan sesudah bersembahyang. Desa Adat Bantas sendiri terdiri dari delapan banjar adat, menunjukkan solidaritas dan partisipasi aktif dari berbagai elemen masyarakat dalam menjaga tradisi dan kelestarian budaya Bali.

Suasana khidmat dan penuh gotong royong mewarnai pelaksanaan upacara piodalan di Pura Desa dan Pura Puseh Desa Adat Bantas, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan, pada Minggu (3/5/2025). Perayaan sakral ini terasa istimewa dengan keterlibatan aktif Banjar Adat Bantas Bale Agung yang mendapat giliran ngaturang ayah nanggap (bertugas menyajikan persembahan dan hiburan).

Upacara piodalan di Pura Desa dan Pura Puseh Desa Adat Bantas berlangsung meriah dengan berbagai persembahan dan hiburan. Banjar Adat Bantas Bale Agung, sesuai dengan jadwal ngaturang ayah, mempersembahkan alunan gamelan gong, tarian rejang yang sakral, serta lantunan kidung suci pesantian. 

Krama (warga) Banjar Adat Bantas Bale Agung secara antusias melaksanakan tugas ngaturang ayah. Kelihan Adat Banjar Bantas Bale Agung menyampaikan apresiasi atas semangat dan partisipasi aktif seluruh krama banjar dalam rangkaian upacara ini. Selain itu, Pecalang Desa Adat turut berperan aktif dalam menjaga kelancaran lalu lintas dan keamanan krama yang hendak melaksanakan persembahyangan.

Upacara piodalan ini dilaksanakan di Pura Desa dan Pura Puseh Desa Adat Bantas, yang terletak di Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan, Bali. Rangkaian persembahan gamelan gong dan tarian menjadi bagian dari tugas ngaturang ayah Banjar Adat Bantas Bale Agung berlangsung pada hari Sabtu, 3 Mei 2025.

Upacara piodalan di pura ini merupakan ritual rutin yang dilaksanakan setiap 6 bulan sekali pada Saniscara Kliwon Kuningan, sebagai wujud syukur dan persembahan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa beserta manifestasinya. Pelaksanaan ngaturang ayah oleh banjar adat yang mendapat giliran adalah bagian dari tradisi gotong royong dan tanggung jawab bersama dalam menjaga kelestarian adat dan agama Hindu di Bali.

Sejak pagi hari, krama Banjar Adat Bantas Bale Agung telah mempersiapkan berbagai perlengkapan upacara dan hiburan. Alunan gong lelambatan dan tembang warga sari menciptakan suasana khusyuk selama persembahyangan. 

Krama yang ngayah juga mendapatkan konsumsi sebagai bentuk kebersamaan. Selain itu, perayaan ini memberikan dampak positif pada perekonomian masyarakat setempat, terlihat dari ramainya pedagang yang berjualan di sepanjang jalur jalan kembar dekat pura. 

Keberadaan Pecalang Desa Adat memastikan kelancaran lalu lintas dan keamanan para pejalan kaki yang menyeberang jalan sebelum dan sesudah bersembahyang. Desa Adat Bantas sendiri terdiri dari delapan banjar adat, menunjukkanSolidaritas dan partisipasi aktif dari berbagai elemen masyarakat dalam menjaga tradisi dan kelestarian budaya Bali. (SB