UY0EvzZgeEEo4KiQ1NIivy9VYY1PQHFF9n6p7Enr
Bookmark

Revitalisasi Pelabuhan Benoa Pariwisata Maritim Kelas Dunia

Pelabuhan Benoa, Bali, mencatat sejarah dengan menyandarkan tiga kapal pesiar internasional sekaligus, yaitu Silver Nova, Queen Elizabeth, dan Viking Sky, pada Jumat (21/2/2025).

SUARABANTAS.COM, Denpasar, Bali – Pemerintah Indonesia secara serius menggarap proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, yang ditargetkan menjadi hub maritim premium di Asia Tenggara. Inisiatif strategis ini bertujuan untuk mengoptimalisasi potensi wisata bahari Bali serta memperkuat posisi Indonesia di kancah pariwisata global.

Pelabuhan Benoa tengah mengalami transformasi besar-besaran untuk menjadi BMTH, sebuah pusat pariwisata maritim terintegrasi. Salah satu komponen utamanya adalah Bali Benoa Marina, dermaga berstandar internasional pertama di Indonesia. Proyek ini akan meningkatkan kapasitas Pelabuhan Benoa untuk menampung kapal pesiar dan yacht berukuran besar, menawarkan fasilitas kelas dunia bagi para wisatawan bahari.

Proyek ambisius ini merupakan kolaborasi antara Kementerian Perhubungan dan Pelindo. Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Antoni Arif Priadi, menegaskan bahwa BMTH akan menjadi katalisator pengembangan ekonomi Bali dan menjadikannya destinasi utama wisata bahari dunia. Pelindo bertanggung jawab langsung dalam penyiapan infrastruktur Pelabuhan Benoa sebagai hub maritim tersebut.

Transformasi ini berpusat di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali. Antoni Arif Priadi mengungkapkan bahwa kapal-kapal pesiar sudah mulai berdatangan ke Benoa dengan fasilitas yang sudah berstandar internasional. Meskipun demikian, soft launching Bali Benoa Marina ditargetkan pada Oktober 2025. Pada tahap awal, marina ini akan mampu menampung 18 yacht, dengan target kapasitas mencapai 240 unit setelah seluruh tahap pembangunan rampung.

BMTH diharapkan membawa sejumlah keuntungan signifikan. Pertama, dengan hadirnya Bali Benoa Marina sebagai dermaga berstandar internasional, Bali akan semakin menarik bagi wisatawan bahari dari seluruh dunia, meningkatkan jumlah kunjungan dan devisa negara. Kedua, proyek ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui penciptaan lapangan kerja dan peningkatan aktivitas bisnis di sektor pariwisata dan maritim. Ketiga, proyek ini akan memperkuat citra Indonesia sebagai destinasi wisata bahari unggulan di kancah global.

Selain Benoa, pemerintah juga fokus pada pengembangan pelabuhan lain, seperti Pelabuhan Makassar. Pelabuhan ini akan terus ditingkatkan fungsinya menjadi hub logistik untuk kawasan Indonesia Timur. Tujuannya adalah memangkas biaya dan waktu pengiriman barang ekspor dari Indonesia Timur ke pasar global seperti Tiongkok, yang selama ini harus melalui Jakarta atau Surabaya. Ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi logistik nasional.

Total investasi yang dialokasikan untuk penyiapan infrastruktur BMTH mencapai hampir Rp 900 miliar. Untuk infrastruktur dasar, daratan, kelengkapan, dan pengerukan alur, total dana yang dibutuhkan sekitar Rp 1,2 triliun. Proyek ini didanai melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) dan investasi dari Pelindo sekitar Rp 1,6 triliun. Ini menunjukkan komitmen kuat pemerintah dalam merealisasikan visi BMTH dan dampaknya terhadap perekonomian nasional. (*)