![]() |
Peresmian mesin pengolah sampah plastik di Desa Belalang, Kediri pada Senin, (1/9). Inisiatif ini didukung oleh Nuanu Creative City melalui Nuanu Social. |
SUARABANTAS.COM, Tabanan – Upaya menjaga kebersihan lingkungan di Bali mendapatkan momentum baru melalui inisiatif kolaboratif di Desa Belalang, Tabanan. Sebuah mesin pengolah sampah berkapasitas 450 kilogram plastik per hari kini resmi beroperasi, menandai langkah maju dalam pengelolaan sampah berbasis komunitas yang terpadu. Peresmian dan operasionalisasi resminya dilakukan pada Senin, 1 September 2025.
Sebuah mesin pengolah sampah plastik dengan kapasitas besar telah diresmikan di TPS 3R Desa Belalang. Mesin ini menjadi bagian integral dari program yang tidak hanya fokus pada pengolahan sampah, tetapi juga pada edukasi dan pemberdayaan masyarakat. Inisiatif ini bertujuan menciptakan sistem pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan.
Proyek ini merupakan hasil kolaborasi dari berbagai pihak. Inisiatif ini digerakkan oleh Nuanu Creative City melalui Nuanu Social Fund. Peresmiannya dihadiri oleh Kepala Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup Bali dan Nusa Tenggara, Ni Nyoman Santi, dan Head of Environment Nuanu Creative City, I Gede Nyoman Agastya Yatra. Program ini melayani 863 rumah tangga, 180 usaha, dan 5 banjar, melibatkan langsung masyarakat setempat dalam prosesnya.
Ni Nyoman Santi menegaskan bahwa pengelolaan sampah adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah. “Dengan kolaborasi, kita bisa menciptakan lingkungan bersih dan sehat untuk generasi mendatang,” ujarnya. Kehadiran anak-anak sekolah dasar dalam acara ini menjadi simbol pentingnya menanamkan kesadaran lingkungan sejak dini. Inisiatif ini juga diharapkan menjadikan Tabanan sebagai contoh utama pengelolaan sampah berbasis komunitas yang dapat direplikasi di seluruh Indonesia.
Pendekatan program ini sangat holistik. I Gede Nyoman Agastya Yatra menjelaskan bahwa pengelolaan sampah harus dimulai dari sumbernya, yaitu dengan pemilahan sampah oleh masyarakat sebelum diangkut ke TPS. Selain menyediakan mesin, program ini juga memberikan edukasi berkelanjutan. Warga akan dilatih untuk menggunakan, merawat, dan mengolah sampah menjadi produk yang bernilai ekonomi, seperti kerajinan atau barang daur ulang, sehingga pengelolaan lingkungan terintegrasi dengan pemberdayaan masyarakat. (*)