SUARABANTAS.COM, Denpasar – Tim Pembina Posyandu Provinsi Bali, yang dipimpin oleh ketuanya, Ibu Putri Koster, menggelar rapat persiapan Lomba Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber (PSBS) Tingkat Sekolah dan Kampus Tahun 2025 pada Kamis (4/9) di Gedung Nari Graha, Denpasar. Lomba ini menjadi salah satu upaya strategis untuk menanamkan kesadaran dan aksi nyata dalam pengelolaan sampah sejak dini di lingkungan pendidikan.
Mendorong Perubahan Nyata Melalui Lingkungan Pendidikan
Dalam rapat tersebut, Ibu Putri Koster menyampaikan bahwa lomba ini diharapkan dapat menjadikan sekolah dan kampus sebagai pelopor perubahan nyata menuju visi Bali Bersih Sampah. Visi ini selaras dengan program pembangunan daerah Nangun Sat Kerthi Loka Bali, yang bertujuan menjaga kesucian dan keharmonisan alam beserta isinya.
"Lomba ini menjadi ruang kreativitas bagi siswa dan mahasiswa untuk mengelola sampah sejak dari sumbernya, sekaligus menciptakan lingkungan pendidikan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan," ujarnya.
Mekanisme Lomba dan Kriteria Penilaian
Lomba PSBS 2025 akan melibatkan berbagai jenjang pendidikan, mulai dari SD, SMP, SMA, SMK, SLB, hingga Perguruan Tinggi. Aspek penilaian dalam lomba ini mencakup beberapa kriteria utama:
* Regulasi: Ketaatan terhadap peraturan terkait pengelolaan sampah.
* Pengelolaan Sampah Organik-Anorganik: Efektivitas pemilahan dan pengolahan sampah.
* Residu: Pengurangan dan penanganan sisa sampah yang tidak dapat diolah.
* Edukasi: Program-program sosialisasi dan pendidikan tentang pengelolaan sampah di lingkungan sekolah/kampus.
* Inovasi: Kreativitas dalam menciptakan solusi atau produk baru dari sampah.
Melalui pendekatan yang komprehensif ini, panitia lomba berharap dapat melahirkan praktik-praktik terbaik dalam pengelolaan sampah di seluruh Bali.
Membangun Kesadaran dan Aksi Berkelanjutan
Lomba ini tidak hanya berfokus pada aspek kompetisi, tetapi juga bertujuan untuk membangun kesadaran kolektif di kalangan pelajar dan mahasiswa. Dengan melibatkan partisipasi aktif, diharapkan mereka dapat menjadi agen perubahan yang menginspirasi lingkungan sekitar untuk turut serta dalam menjaga kebersihan dan keberlanjutan lingkungan.
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi fondasi kuat bagi terciptanya budaya bersih dan sadar lingkungan di Bali, yang pada akhirnya akan mendukung terwujudnya visi "Bali Bersih Sampah" secara menyeluruh. (*)